Jakarta, FORTUNE - Fenomena si kaya makin kaya nampaknya terlihat di tengah masyarakat Indonesia yang menabung dananya di Perbankan. Hal itu tercermin dari data distribusi simpanan di bank umum yang mencatat simpanan di atas Rp5 miliar naik 9,1 persen secara year on year (yoy). Bahkan, total nilai saldo simpanan nasabah tajir itu mencapai Rp4.630,51 triliun atau memiliki porsi 53,2 persen dari total simpanan seluruh nasabah bank umum.
Pertumbuhan itu tak begitu relevan bila dibandingkan dengan tier simpanan di bawah Rp100 juta yang hanya tumbuh 5,3 persen (yoy) dengan nilai total Rp1.061,42 triliun atau hanya setara dengan 12,2 persen dari total simpanan bank umum yang mencapai Rp8.698,53 triliun.
Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan Nasabah Kaya atau High Net Worth Individual (HNWI) tertinggi di dunia. Hal itu tertuang dalam laporan The Wealth Report 2023 dari Knight Frank yang menunjukkan (HNWI) di Indonesia tumbuh 22,5 persen pada 2021-2022.
Nasabah kaya HSBC Indonesia capai 72 ribu
Kondisi tersebut secara tidak langsung juga dialami oleh PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) yang masih mengalami kenaikan bisnis wealth management untuk segmen nasabah kaya (affluent).
Head of Networks Sales and Distribution HSBC Indonesia, Sumirat Gandapradja mengungkapkan bahwa jumlah nasabah kaya HSBC Indonesia mencapai 72 ribu dan selalu bertambah setiap tahunnya di tengah risiko ekonomi global dan nasional.
“Jumlah nasabah premier-nya itu sekarang kita sudah ada sekitar 72 ribu, di kuartal III-2024. Kalau pertumbuhan AUM wealth management kita bisa targetkan double digit di akhir tahun ini. Sesuai sama aspirasi kita,” kata Sumirat saat ditemui di Jakarta, (7/11).
Untuk lebih menggaet nasabah kaya, lanjut Sumirat, HSBC Indonesia mengaku terus meningkatkan pelayanan, kualitas dan hubungan relasi jangka panjang dengan sejumlah nasabah setianya.
“Jadi bukan berarti kita tidak ambisi di bisnis untuk bersaing, tapi sebenarnya yang kita lihat kalau di kelas affluent ini kan mereka pintar sekali ya. Jadi yang kita mau lakukan adalah jangan sampai kita agresifnya adalah transaksional, jual produk, tapi kita melupakan sebenarnya esensi si affluent ini,” jelasnya.
Nasbah kaya BCA capai 185 ribu
Tak hanya di HSBC Indonesia, peningkatan nasabah kaya juga terjadi di BCA PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Direktur BCA, Haryanto T Budiman sempat menyatakan bahwa hingga Juli 2024 saja jumlah nasabah kaya di BCA tembus 185 ribu orang. Nasabah kaya tersebut terbagi atas dua golongan, yakni nasabah Prioritas dan solitaire.
“Sekitar 5 ribu nasabah yang masuk ke dalam kategori solitaire. Lalu ada 180 ribu nasabah yang masuk ke dalam kategori prioritas,” ujar Haryanto saat konferensi pers BCA Wealth Summit 2024 di Jakarta, Kamis (29/8).
Seperti diketahui, untuk menjadi Nasabah Prioritas BCA, nasabah harus memiliki simpanan minimal Rp1 miliar. Sedangkan untuk kategori solitaire, simpanan nasabah harus lebih dari Rp5 miliar. Dana itu harus selalu mengendap di satu rekening dalam jangka waktu tertentu.