Jakarta, FORTUNE - Indonesia Financial Group (IFG), melakukan perbaikan Tata Kelola (GCG) secara terintegrasi untuk seluruh anggota holding selama tiga tahun terakhir. Perbaikan tata kelola tersebut terasa dampaknya pada efisiensi yang dicapai karena adanya holdingnisasi.
Direktur Utama IFG, Hexana Tri Sasongko menjelaskan, efisiensi pada seluruh proses pengadaan bersama selama periode 2021 – 2023 mencapai 13 persen sehingga IFG bersama Anggota Holding bisa berhemat kurang lebih Rp39,8 miliar.
“Monitoring kami terapkan secara intensif terhadap penerapan manajemen risiko di ekosistem IFG, termasuk menjalankan proses underwriting yang ketat serta bisnis yang penuh hati-hati dan perhitungan," kata Hexana dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, di Jakarta, pada Selasa Sore (17/9).
Penjaminan KUR hingga restru Jiwasraya jadi tugas IFG
RDP tersebut merupakan RDP terakhir IFG bersama Komisi VI DPR RI periode 2019 – 2024. Hexana menambahkan, perbaikan tata kelola tersebut juga termasuk perbaikan balance sheet, yang tercermin dari laporan keuangan yang memperlihatkan kondisi aktual perusahaan.
Inisiatif strategis lainnya, antara lain perbaikan tata kelola, sentralisasi proses bisnis, penguatan SDM, hingga pelaksanaan mandat dari penugasan pemerintah.
Dalam hal memastikan keberlanjutan program penjaminan KUR, IFG telah mengajukan penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar total Rp3 triliun.
Selain itu, IFG melalui IFG Life juga telah merampungkan restrukturisasi Jiwasraya mencapai 99,9 persen nasabah dan telah membayar klaim Rp15,5 triliun dari 163.903 polis.
“Kami terus berharap mendapat dukungan dari Komisi VI DPR, terutama dari sisi penguatan modal dalam menjalankan penugasan penjaminan KUR untuk pelaku UKM,” kata Hexana.
IFG diharap jadi perusahaan besar di Asia Tenggara
Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari PDI Perjuangan Aria Bima mengatakan, penerapan prinsip GCG yang ketat dari IFG telah terlihat dari kinerja yang dicapai IFG sepanjang lima tahun.
Hal ini menurutnya, bakal menjadi fondasi yang positif bagi transformasi usaha yang berkelanjutan sehingga IFG terus dapat berkembang.
“Kami berharap IFG tidak hanya menjadi perusahaan terbesar di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara dengan menerapkan langkah strategis, terutama pengembangan produk layanan yang komprehensif dan inovatif, termasuk untuk produk digital ke depan,” tegas dia.