Jakarta, FORTUNE - Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga 25 basis poin (bps) pada Rabu (16/3) waktu setempat.
Dilansir dari Reuters, keputusan tersebut diambil sebagai rencana agresif untuk mendorong biaya pinjaman akibat kekhawatiran inflasi yang tinggi serta antisipasi perang yang terjadi di Ukraina.
Gubernur The Fed, Jerome Powell, berbicara setelah akhir pertemuan dan mengatakan para pejabat akan menaikkan suku bunga lebih agresif pada pertemuan mendatang jika diperlukan untuk mengendalikan inflasi.
"Kami akan melihat kondisi yang berkembang, dan jika kami menyimpulkan bahwa akan lebih tepat untuk bergerak lebih cepat," kata Powell dalam konferensi pers.
Invasi Ukraina oleh Rusia ganggu ekonomi AS
The Fed juga menilai, invasi Ukraina oleh Rusia menyebabkan kesulitan bagi perekonomian AS yang luar biasa.
"Implikasinya terhadap ekonomi AS sangat tidak pasti, tetapi dalam waktu dekat invasi dan peristiwa terkait kemungkinan akan menciptakan tekanan atas tambahan pada inflasi dan membebani kegiatan ekonomi," kata The Fed dalam pernyataan resmi kebijakan.
Dalam keterangannya, The Fed juga memandang perlambatan ekonomi mungkin sudah berlangsung saat ini. The Fed bahkan menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto mereka untuk 2022 menjadi 2,8 persen, dari 4 persen yang diproyeksikan pada Desember 2021.
Suku bunga The Fed diprediksi masih akan naik 6 kali lagi pada 2022
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) juga merilis prediksi yang menandakan kemungkinan Fed menaikkan suku bunga hingga enam kali tahun ini.
Dengan demikian, suku bunga The Fed diprediksi mencapai 1,9 persen pada akhir tahun ini dan sekitar 2,8 persen pada akhir 2023. Dengan posisi tersebut diperkirakan secara total terdapat tujuh kali kenaikan suku bunga sebesar 0,25 bps tahun ini dan tiga atau empat kali tahun depan.
Inflasi diprediksi bakal meningkat
Dalam proyeksinya, The Fed juga mengantisipasi adanya kenaikan inflasi. Pergerakan suku bunga yang ditunjukkan dalam proyeksi baru oleh pembuat kebijakan mencerminkan kekhawatiran Fed tentang inflasi yang telah bergerak lebih cepat.
The Fed memperkirakan inflasi akan naik dua kali lipat dari target 2 persen tahun ini. Setelah itu, pergerakan inflasi akan turun menjadi 2,7 persen pada 2023 dan menjadi 2,3 persen pada 2024.
Tingkat pengangguran terlihat turun menjadi 3,5 persen tahun ini dan tetap pada level tersebut tahun depan, namun diproyeksikan naik tipis menjadi 3,6 persen pada 2024.