The Fed Terindikasi Turunkan Bunga, Stanchart Imbau Investor Adaptasi

Ini sektor strategis di sejumlah wilayah.

The Fed Terindikasi Turunkan Bunga, Stanchart Imbau Investor Adaptasi
Standard Chartered. Shutterstock/MOZCO Mateusz Szymanski
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) diindikasikan bakal menurunkan suku bunga acuannya pada September 2024 mendatang usai melihat bukti penurunan inflasi AS. 

Menanggapi hal tersebut, Wealth Solutions Chief Investment Office (CIO) dari Standard Chartered (Stanchart) melihat kondisi itu akan mendorong penurunan suku bunga oleh sejumlah bank sentral di dunia. 

Untuk itu, Global Chief Investment Officer, Standard Chartered, Steve Brice menyatakan bahwa ini menandakan sebuah titik balik yang penting bagi para investor, karena para pembuat kebijakan mengalihkan fokus mereka untuk mendukung pertumbuhan. 

"Kami berharap bahwa dengan terus beradaptasi dengan perubahan kebijakan dalam beberapa bulan mendatang, investor dapat mengubah posisi portofolionya untuk mencapai imbal hasil optimal yang memenuhi tujuan keuangan jangka panjang mereka," kata Steve Brice melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Kamis (11/7). 

Ini sektor strategis di sejumlah wilayah

Flickr

Untuk alokasi yang bersifat oportunistik, Standard Chartered CIO terus melihat pertumbuhan pada sektor-sektor pertumbuhan di AS yang berfokus pada sektor teknologi dan komunikasi. 

Sedangkan untuk wilayah Eropa, strategi barbel yakni investor fokus pada obligasi jangka pendek dan jangka panjang dinilai cukup konsisten dengan perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi di negara tersebut dengan peluang Investasi yang lebih besar di sektor teknologi dan kesehatan. 

Di China, tim CIO lebih memilih sektor – sektor yang menerima manfaat kebijakan pemerintah, dan menitikberatkan investasi ke sektor teknologi, layanan komunikasi, dan konsumer diskresioner (consumer discretionary). 

Alokasi investasi harus berimbang antara ekuitas dan obligasi

ilustrasi pergerakan saham (unsplash.com/Wance Paleri)

Mengingat kondisi ini, menurutnya alokasi dana secara berimbang pada ekuitas dan obligasi berpeluang memberikan potensi imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan dengan alokasi yang sepenuhnya. Ini bertujuan menghasilkan pendapatan reguler saja. 

Dengan demikian, Standard Chartered CIO melihat tren ini sebagai momentum yang tepat untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, dengan cara: 

  • Mengambil peluang investasi lebih besar pada ekuitas dibandingkan obligasi dan uang tunai 
  • (Mengambil peluang investasi pada ekuitas Amerika Serikat secara global dan ekuitas India di Asia 
  • Mengambil peluang investasi pada obligasi Negara Berkembang berbasis Dolar AS sebagai upaya diversifikasi.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024