Transaksi Paylater Bank & Fintech Nak Tinggi, Ada yang Macet?

Paylater di perbankan tembus Rp18,38 triliun.

Transaksi Paylater Bank & Fintech Nak Tinggi, Ada yang Macet?
ilustrasi berbelanja menggunakan paylater (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FOTUNE - Penyaluran pembiayaan melalui layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau Paylater terus mengalami kenaikan baik di industri Fintech maupun Perbankan. Nilai penyaluran paylater untuk perusahaan pembiayaan di fintech tercatat mencapai Rp7,99 triliun atau naik 89,20 persen secara year on year (yoy) pada Agustus 2024. 

“NPF gross paylater sebesar 2,52 persen atau membaik dibandingkan posisi Juli 2024 sebesar 2,82  persen,” jelas Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, OJK, Agusman melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (2/10).

Bila dilihat lebih luas, outstanding pembiayaan industri fintech peer to peer (P2P) lending di Agustus 2024 tumbuh 35,62 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp72,03 triliun.

Paylater di perbankan tembus Rp18,38 triliun

ilustrasi layanan paylater bca (dok. bca)

Sementara itu, untuk baki debet kredit paylater di perbankan mencapai Rp18,38 triliun dengan total jumlah rekening 18,95 juta. Nilai paylater itu tumbuh 40,68 persen (yoy). Porsi produk kredit BNPL perbankan itu baru sebesar 0,24 persen dari total penyaluran kredit perbakan namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. 

Sedangkan untuk risiko kredit atau NPL untuk paylater perbankan tercatat juga turun ke level 2,21 persen pada Agustus 2024 bila dibandingkan dengan posisi Juli 2024 sebesar 2,24 persen.

Sementara itu, bila dilihat lebih lauas, kualitas kredit perbankan tetap terjaga dengan rasio NPL gross perbankan sedikit turun ke level 2,26 persen dibanding Juli 2024 sebesar 2,27 persen. Sedangkan untuk NPL net mencapai 0,78 persen atau membaik bila dibandingkan dengan Juli 2024 sebesar 0,79 persen. 

Dengan kondisi itu, Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,17 persen. Rasio LaR tersebut juga mendekati level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

Harga BBM Terbaru per 1 Oktober 2024, Untuk Semua Wilayah
Kadin Akan Gelar Munas Usai Pelantikan Prabowo Subianto
Ada Risiko Kebakaran, BYD Tarik Kembali 97.000 Mobil Listrik Terlaris
Ekonomi Global Melemah, OJK Minta Industri Keuangan Waspada
Link Net Selesai Alihkan Bisnis ServeCo ke XL, Ini Dampaknya
Investor Kripto Tembus 20,9 Juta, Total Transaksinya Naik 354%