Jakarta, FORTUNE - Pembayaran digital telah menjadi fenomena yang sangat lumrah dalam transaksi ekonomi akhir-akhir ini. Masyarakat Indonesia bahkan semakin aktif menggunakan pembayaran digital yang sifatnya lebih cepat, mudah, sekaligus murah.
Salah satu opsi pembayaran yang masih digandrungi masyarakat ialah Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Tak hanya dapat digunakan di aplikasi dompet digital, saat ini implementasi QRIS dapat diterapkan di mobile banking dan aplikasi sistem pembayaran lainnya.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono mengapresiasi peran perbankan nasional yang proaktif dalam pertumbuhan kinerja transaksi QRIS hingga sejauh ini. Selain memperkuat sistem back end, perbankan nasional aktif melakukan berbagai program sosialisasi yang membuat masyarakat semakin nyaman bertransaksi menggunakan QRIS.
"Ke depan, sejalan dengan upaya untuk terus mendorong pemulihan ekonomi nasional, BI terus mengharapkan dukungan perbankan untuk mencapai tambahan sebanyak 15 juta pengguna QRIS baru sekaligus meningkatkan jumlah trasaksinya di tahun 2022," kata Erwin melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (5/4).
ASPI catat transksi QRIS tembus Rp4,7 triliun
Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mencatat, hingga Desember 2021 nominal transaksi QRIS di seluruh platfrom telah mencapai Rp4,7 triliun. Nilai tersebut tumbuh 291 persen (yoy) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 yang hanya Rp1,2 triliun.
Dari nilai Rp4,7 triliun tersebut terbagi menjadi dua jenis yakni transaksi on-us dan off-us. Transaksi on-us ialah transaksi ke sesama platfrom. Sedangkan transaksi off us adalah penggunaan transaksi ke lain platfrom satu dengan lain.
Dari transaksi tersebut, Rp3,2 triliun merupakan transakai off-us, sedangkan untuk Rp1,5 triliun dilakukan secara on-us.
Volume transaksi QRIS BNI sentuh Rp297 miliar
Sementara itu, dari sisi perbankan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) masih mencatatkan pertumbuhan transaksi QRIS di tengah konsumsi masyarakat yang meningkat.
Adapun, BNI telah memiliki merchant QRIS lebih dari 1,6 juta. Total nilai volume transaksi QRIS BNI juga telah mencapai Rp297 miliar pada Maret 2022, naik signifikan dari awal optimalisasi penggunaan QRIS di Agustus 2021 yang tercatat Rp14,9 miliar.
Sedangkan untuk total transaksi QRIS bulanan BNI per Maret 2022 tercatat 1,5 juta transaksi, naik dari Agustus 2021 tercatat 140 ribu.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menuturkan, BNI selalu berupaya memastikan keandalan dan respons dari QRIS dalam menunjang kecepatan dan kenyamanan transaksi nasabah. Di samping itu, BNI mengakuisisi merchant yang difavoritkan oleh masyarakat sehingga menstimulasi pertumbuhan jumlah penggunaan serta volume transaksi.
“Tentunya, tren ini akan kami jaga dan terus kami tingkatkan lagi. BNI terus memudahkan masyarakat untuk bertransaksi di pasar, pintu parkir, donasi tempat ibadah, hingga loket pembayaran pajak dengan mendigitalkan prosesnya dengan akseptasi QRIS," ujar Royke melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (5/4).
Royke optimis dengan semakin banyak tempat pembayaran QRIS ini, kinerja transaksi QRIS ini akan lebih meningkat lagi sehingga mampu membantu pemerintah dalam mewujudkan inklusi keuangan masyarakat.
Transaksi QRIS BCA capai Rp5,4 triliun
Sementara itu, pelaku perbankan lain PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatat nilai transaksi QRIS mencapai Rp5,4 triliun hingga Desember 2021. Nilai tersebut meningkat 891 persen dibandingkan tahun sebelumnya (YoY).
"Transaksi didominasi oleh transaksi food and beverage," kata Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn kepada Fortune Indonesia, Rabu (6/4).
Tak hanya itu, BCA juga telah bekerjasama dengan lebih dari 650.000 merchant di yang tersebar di Indonesia.
Sementara itu, mulai 1 Maret 2022, limit transaksi QRIS melalui BCA mobile dan Sakuku semakin tinggu menjadi Rp10 juta. Hal tersebut sebagai respon atas aturan BI yang meningkatkan limit transaksi QRIS.