Jakarta, FORTUNE - Meski kondisi makroekonomi kurang kondusif karena dampak risiko tren Suku Bunga Acuan global yang tinggi, perbankan nasional masih optimis mencatatkan kinerja yang positif.
Hal tersebut terlihat dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) sebesar 58 (zona keyakinan bahwa risiko cukup manageble). Para responden memandang likuiditas bank nasional cukup ample dan risiko kredit masih terkendali seiring fleksibilitas ruang penyesuaian suku bunga.
Responden meyakini bahwa kualitas kredit tetap baik pada level rendah dan berada pada posisi long, dan rentabilitas masih akan meningkat seiring dengan kenaikan penyaluran kredit. Selanjutnya, risiko likuiditas juga diperkirakan masih terjaga stabil dibandingkan triwulan sebelumnya.
"Hasil SBPO kuartal IV-2023 ini menunjukkan bahwa sektor perbankan tetap optimis di tengah-tengah volatilitas kondisi global dan dinamika kondisi makroekonomi domestik," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (27/11).
SBPO kuartal IV-2023 telah dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 95 bank dengan aset mencakup 94,87 persen dari total aset 105 bank umum.
Pertumbuhan DPK masih menyokong kredit hingga laba
Ekspektasi terhadap Kinerja Perbankan pada kuartal IV-2023 juga optimis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 84. Optimisme kinerja perbankan didorong oleh ekspektasi bahwa sisi funding (DPK) akan tetap mampu menyokong meningkatnya penyaluran kredit yang berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan.
Per September 2023, kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit per September 2023 tercatat 8,96 persen (yoy). Sementara itu, DPK juga tumbuh 6,54 persen (yoy).
"Outlook kinerja perbankan secara menyeluruh sampai dengan akhir tahun 2023 dan 2024 diperkirakan masih akan terjaga dengan baik," kata Dian.
Optimisme kenaikan pertumbuhan kredit pada kuartal IV-2023 didorong ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang masih cukup baik, meningkatnya konsumsi, dan masih terjaganya daya beli masyarakat.
Dari sisi penghimpunan dana, responden memperkirakan bahwa pada kuartal IV-2023, DPK juga akan tumbuh meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin membaik.
Perbankan telah mitigasi risiko inflasi akibat El-nino
Selanjutnya, OJK juga menghimpun informasi terkait inflasi pangan, karena terjadinya anomali cuaca terkait faktor El-Nino yang mendorong kenaikan harga pangan secara global sehingga dapat mempengaruhi kredit pada sektor terkait pangan dan turunannya.
"Hasil survei menunjukkan bahwa responden memandang inflasi sektor pangan relatif tidak berpengaruh signifikan pada kinerja pertumbuhan kredit maupun kinerja debitur," kata Dian.
Namun demikian, bank tetap melakukan strategi mitigasi risiko inflasi pangan antara lain dengan meningkatkan fokus dalam menambah nasabah (debitur) baru secara prudent.
Hal itu dilakukan karena dapat meningkatkan pendapatan secara berkesinambungan. Selain itu, bank juga melakukan edukasi kepada pelaku usaha sektor pertanian agar mampu menghindari risiko inflasi pangan. Dengan demikian, upaya tersebut menunjukkan perhatian sektor per bankan terhadap isu ketahanan pangan (food security).