Jakarta,FORTUNE - PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) mengawali kuartal I-2024 dengan mengantongi laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 22 miliar per akhir Maret 2024 atau tumbuh 24 persen dari akhir Maret 2023 sebesar Rp 18 miliar.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung menjelaskan, kinerja yang cemerlang itu buah dari strategi kolaborasi dengan ekosistem yang konsisten. “Ini merupakan cara efektif untuk bertumbuh secara solid dan sejalan dengan aspirasi kami untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan,” ungkap Arief melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (26/4).
Mitra ekosistem strategis, lanjut Arief, di antaranya ekosistem GoTo dengan GoPay Tabungan serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago. Kolaborasi itu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Bank jago. Ini terlihat salah satunya dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago yang sebanyak 65 persen berasal dari mitra ekosistem.
Nasabah tembus 11,1 juta, DPK capai Rp13,2 triliun
Pada kuartal I-2024, bank digital ini juga berhasil menghimpun sejumlah 11,1 juta nasabah, termasuk 9 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Jumlah tersebut naik 3,6 juta nasabah dibandingkan pencapaian kuartal I-2023 yang mencapai 7,5 juta nasabah.
Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 42 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Tercatat, hingga akhir Maret 2024 DPK Bank Jago mencapai Rp 13,2 triliun, naik dari Rp 9,3 triliun per Maret 2023. Dari jumlah DPK tersebut, komposisi current account and savings account (CASA) mencapai 63 persen atau Rp 8,3 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 37 persen atau Rp 4,9 triliun.
Kredit Bank Jago tumbuh 32%
Dari sisi penyaluran kredit, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan sebesar 32 persen (yoy), dengan penyaluran kredit mencapai Rp 14,3 triliun pada kuartal I-2024. Pertumbuhan penyaluran kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
Penyaluran kredit Bank Jago, lanjut Arief, dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,6 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan sebesar 2,3 persen. Dengan demikian, seluruh pertumbuhan kinerja bank turut mendorong naiknya total aset Bank Jago menjadi Rp 22,5 triliun atau tumbuh 25 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18 triliun.