Jakarta, FORTUNE - PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia) mencatatkan laba setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) sebesar Rp960 miliar pada semester I-2023, naik 44,7 persen dari Rp663 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan laba didorong oleh peningkatan pendapatan bank dan kualitas aset yang terus membaik.
“Perekonomian di Indonesia masih terus bertumbuh dan secara bertahap kembali ke level pra-pandemi, ditandai dengan iklim bisnis yang membaik serta pergerakan pasar yang stabil," kata Taswin melalui keterangan resmo yang dikutip di Jakarta, Selasa (1/8).
Net Interest Income (NII) Maybank Indonesia juga tumbuh 6,7 persen, didukung oleh Net Interest Margin (NIM) yang naik 41 bps menjadi 5,1 persen seiring dengan meningkatnya kredit dan membaiknya komposisi aset dengan imbal hasil yang lebih tinggi.
Pendapatan Fee-based juga tumbuh 25,6 persen menjadi Rp1,10 triliun dari Rp872 miliar karena pendapatan fees transaksi Global Market yang melonjak sebesar 239,3 persen menjadi Rp182 miliar dari Rp54 miliar tahun sebelumnya.
Taswin menyebut, peningkatan ini didukung pergerakan suku bunga yang stabil dan prospek pasar yang positif serta kinerja layanan valas yang terus membaik.
Kredit tumbuh tipis 2,9%
Pada semester pertama 2023, total kredit Bank meningkat 2,9 persen (yoy) menjadi Rp109,97 triliun dari Rp106,81 triliun, seiring dengan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mendorong peningkatan konsumsi dan daya beli masyarakat.
Bank juga mencatat kredit CFS Ritel dan Non-ritel tumbuh 7,2 persen menjadi Rp69,42 triliun. Untuk pertumbuhan kredit CFS Ritel sendiri cukup signifikan sebesar 15,4 persen menjadi Rp41,49 triliun dari Rp35,95 triliun.
Peningkatan kredit CFS Ritel tersebut didukung oleh pertumbuhan pembiayaan otomotif anak perusahaan sebesar 25,8 perse untuk kredit kendaraan roda dua dan 28,0 persen untuk kendaraan roda empat, serta pertumbuhan bisnis Kartu Kredit & KTA sebesar 21,8 persen dan KPR sebesar 1,8 persen.
Taswin menyebut, pada semester pertama 2023, Bank tetap mengambil langkah konservatif untuk menyeimbangkan portofolio kredit non-ritel serta menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit guna menjalin komitmen jangka panjang dengan nasabah.
Simpanan nasabah Maybank Indonesua turun 1,1%
Pada periode yang sama, total simpanan nasabah Maybank Indonesia mencapai Rp110,38 triliun pada semester I-2023, turun 1,1 persen (yoy).
Hal tersebut disebabkan terutama oleh simpanan CASA yang turun 2,7 persen. Sementara itu, untuk simpanan deposito berjangka tercatat naik 0,4 persen (yoy) dan bertumbuh secara signifikan sebesar 13,8 persen Q-o-Q sehubungan dengan upaya nasabah untuk meningkatkan nilai dananya melalui produk simpanan dengan imbal hasil yang lebih tinggi.
Rasio CASA tercatat sebesar 48,6 persen, dan Maybank Indonesia mengaku bakap terus menerapkan berbagai strategi untuk mengoptimalkan simpanan berbiaya murah dengan memanfaatkan layanan digital dalam meningkatkan CASA.
Kualitas aset Maybank Indonesia juga membaik berkat upaya pengawasan, pemantauan dan pengendalian kredit yang terus dilakukan oleh Bank, diiringi dengan iklim bisnis yang lebih baik. Dengan demikian, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) tercatat menurun sebesar 8,2 persen. Sedangkan untuk rasio Non Performing Loan/NPL konsolidasian tercatat membaik menjadi 3,3 persen (gross) dan 2,2 persen (net) pada Juni 2023.