Jakarta, FORTUNE - DBS Group membukukan laba bersih senilai SGD 6,80 miliar atau setara Rp72,2 triliun di sepanjang tahun 2021. Perolehan tersebut naik 44 persen dari tahun sebelumnya yang menunjukan pemulihan ekonomi global.
Dikutip dari laman resmi DBS Group, pencapaian laba didorong oleh pendapatan bunga bersih senilai SGD 8,44 miliar atau senilai Rp89,7 triliun. "Pendapatan bunga turun tipis 7 persen, penurunan pendapatan ini karena dampak penuh dari penurunan suku bunga pada tahun sebelumnya," kutip keterangan resmi di Jakarta, Senin (14/2).
Kredit DBS tumbuh 9%
DBS Group masih mampu menumbuhkan penyaluran kredit sebesar 9 persen yang mencapai SGD 409 miliar atau setara Rp4.346 trilun. Pertumbuhan tersebut menjadi pertumbuhan tercepat dari pandemi.
DBS menilai, pertumbuhan tersebut paling banyak disumbang oleh Singapura dan Hong Kong. Sedangkan untuk kredit perumahan miliknya juga meningkat 5 persen menjadi menjadi SGD 79 miliar atau setara Rp839 triliun dari pemesanan yang kuat sepanjang tahun.
Deposito DBS Group tumbuh 7%
Sementara itu deposito dari DBS Group mampu tumbuh 7 persen mencapai SGD 502 miliar atau sekitar Rp5.336 triliun di mana porsi CASA terhadap total simpanan mencapai 76 persen.
CEO DBS Piyush Gupta mengatakan, pertumbuhan yang kuat seiring dengan pertumbuhan yang solid dalam pendapatan biaya sebesar 15 persen.
"Ini menunjukkan pemulihan lingkungan ekonomi serta waralaba kami yang terdiversifikasi secara luas," kata Piyush.
DBS yakin kenaikan suku bunga pacu laba di 2022
Pada tahun ini, DBS Group optimis dapat melanjutkan pertumbuhan laba miliknya. Bank asal Singapura ini yakin, kenaikan suku bunga bank sentral bakal memacu bisnis miliknya.
"Kami menantikan tahun ini dengan neraca yang dikelola dengan hati-hati yang siap untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga," pungkas Piyush.