Tumbuh 62%, Asuransi Avrist Catatkan Laba Rp92,74 Miliar

Penjualan produk asuransi bertransformasi ke digital.

Tumbuh 62%, Asuransi Avrist Catatkan Laba Rp92,74 Miliar
PT Avrist Assurance (Avrist) /Dok Avrist
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan asuransi jiwa PT Avrist Assurance (Avrist) masih mencatatkan kinerja positif di tengah industri yang harus terus melakukan adaptasi oleh adanya badai pandemi selama kurang lebih 2 tahun.  

Berdasarkan laporan keuangan per September 2022, Avrist mencatatkan peningkatan pada laba neto tahun berjalan (net income) menjadi Rp92,74 miliar atau meningkat 62 persen dibanding periode yang sama dari tahun sebelumnya sebesar Rp57,36 miliar. 

Presiden Direktur Avrist Assurance, Simon Imanto mengungkapkan, hal tersebut didorong oleh peningkatan total pendapatan menjadi Rp1,2 triliun meningkat dari tahun sebelumnya Rp1 triliun per September 2021.   

“Pandemi telah mendorong pelaku usaha, termasuk Avrist, untuk dituntut mampu beradaptasi dengan melakukan berbagai inovasi agar bisa bertahan," kata Simon melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Selasa (6/12).
 

Penjualan produk asuransi bertransformasi ke digital

llustrasi SMS Banking. Shutterstock/ChunnapaStudio.

Simon menambahkan, salah satu inovasi yang perlu dilakukan industri asuransi ialah melalui digitalisasi. Simon mengatakan, behaviour masyarakat telah mengalami perubahan. 

"Tata cara penjualan asuransi yang semula dilakukan secara konvensional, kini beralih menjadi non face to face melalui sarana digital," kata Simon 

Simon berterus terang bila digitalisasi sebenarnya masih menjadi sebuah tantangan, yang mana industri asuransi jiwa mengalami perubahan dan berimbas ke bentuk pemasaran yang terdisrupsi dengan cara baru.  

Menurutnya, digitalisasi berdampak siginifikan bagi proses peningkatan kesadaran masyarakat dalam berasuransi. Masyarakat kian paham bahwa proteksi diri dan kesehatan menjadi sangat berharga, dimana kesehatan setiap individu terbilang rentan pada masa pendemi. Oleh karena itu, Avrist memberikan solusi dengan meluncurkan berbagai produk yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat terkini.  

Manuver ini menjadi kiat Avrist agar prospek asuransi semakin baik kedepannya. Kolaborasi Distribution Channel dilakukan melalui 5 channel, yakni; Agency, Partnership Distribution, Employee Benefit Distribution (EBD), Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan Syariah.   

RBC Avrist makin kuat di 586,93%

Ilustrasi asuransi jiwa. Shutterstock/Thodonal88

Avrist juga menerapkan langkah strategis lain dengan bersinergi melibatkan anak perusahaan, yaitu Avrist General Indonesia dan Avrist Asset Management, guna memasarkan produk-produknya. Kerja sama tersebut memudahkan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas berkelanjutan serta menjangkau masyarakat dalam memberikan perlindungan melalui produk asuransi.  

Dengan sejumlah strategi tersebut, per September 2022, Avrist berhasil mendongkrak hasil investasi naik menjadi Rp576,64 miliar, dari tahun sebelumnya berada di angka Rp343,64 miliar. Begitupun dengan Rasio kesehatan keuangan atau RBC Avrist naik ke angka 586,93 persen per September 2022 dari tahun sebelumnyaberada pada level 427,02 persen. 

Seiring dengan hal tersebut, perusahaan juga telah menjalankan operasionalnya secara efisien, yang mana biaya operasional per September 2022 sebesar Rp178,37 miliar turun dari tahun sebelumnya Rp180,18 miliar.  

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Profil Rahmat Shah, Pengusaha Sukses dan Ayah Raline Shah
Baru Sepekan IPO, Saham RATU Kena UMA!
Pengiriman Boeing pada 2024 Turun ke Level Terendah Sejak Pandemi
Mirae Asset Beberkan Saham Berdividen Tinggi Layak Pantau Tahun Ini
Siapa Pemilik Aplikasi Jagat? Seorang Arsitek Lulusan MIT
BEI Catat 19 Perusahaan dalam Pipeline IPO Saham, 17 Beraset Besar