Warga Jakarta & Jabar Terlilit Utang Pinjol Rp24 Triliun, Salah Siapa?

Kredit macet pinjol di DKI Jakarta capai 3,23%.

Warga Jakarta & Jabar Terlilit Utang Pinjol Rp24 Triliun, Salah Siapa?
Ilustrasi Pinjol. (ShutterStock/conrado)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pinjaman dana melalui pinjaman online (pinjol) atau fintech peer to peer (P2P) lending masih menjadi primadona di masyarakat perkotaan seperti di daerah DKI Jakarta dan Jawa Barat (Jabar).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan mencatat, nilai outstanding (tunggakan) Pinjol pada April 2023 di wilayah Jawa Barat mencapai Rp13,8 triliun dan DKI Jakarta mencapai Rp10,3 triliun. Bahkan, bila jumlah kedua daerah tersebut digabung akan mencapai nilai pinjaman Rp24,1 triliun atau hampir setengah dari outstanding pinjol secara nasional yang mencapai Rp51,46 triliun.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI, Siti Mufattahah menilai kondisi itu terjadi lantaran euforia dari sistem digitalisasi layanan keuangan yang tak dibarengi dengan literasi keuangan yang memadai. Ia mengatakan bahwa tak jarang debitur melakukan peminjaman lantaran sekadar tergoda akan kemudahan mendapatkan dana secara mudah tanpa ada alasan kebutuhan yang mendesak.

“Misalnya anak nangis pengen HP misalnya. Kebanyakan ya, tapi ada juga yang produktif dan berhasil itu ada. Cuma bagi orang-orang yang berpikir sempit dan ingin cepat, ingin instan itu yang kadang akhirnya bermasalah,” tutur Siti melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (12/7).

Siti menyadari bahwa digitalisasi layanan keuangan merupakan keniscayaan sekaligus memunculkan tantangan di masyarakat. Oleh karena itu literasi mengenai keuangan dan digitalisasi keuangan masih perlu dengan masif dilakukan. ia pun juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih platform pinjaman online dan menghindari pinjol ilegal. Calon debitur harus secara detail membaca setiap klausul dari perjanjian peminjaman dan memahami setiap risiko yang akan muncul termasuk waktu jatuh tempo, denda dan bunga.

Anggota DPRD minta Pemprov DKI Jakarta ikut bertindak

Kota Tua Jakarta. (ANTARA FOTO/Prabanndaru Wahyuaji)

Selain itu, secara terpisah Anggota DPRD DKI M Taufik Zulkifli memandang masalah utang pinjol yang menjerat warga menjadi masalah bersama yang harus ditindak. Untuk itu, pihaknya meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ikut bertindak terkait tingginya pinjaman online di masyarakat Ibu Kota tersebut.

 “Ini bagaimana upaya dari Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah DKI Jakarta dan OPD yang berkaitan dengan perekonomian ini untuk membasmi hal tersebut?" ucap Taufik.

Anggota DPRD DKI Jakarta lainnya, Suhud Alynudin bahkan meyebut, angka pinjaman masyarakat ini telah tinggi dan lebih besar dari APBD Yogyakarta dengan jumlah peminjam sekitar 2,38 juta orang. Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat memahami dan mengetahui risiko yang akan hadapi bila meminjam dana melalui pinjol.

Kredit macet pinjol di DKI Jakarta capai 3,23%

Ilustrasi Debt Collector/ Shutterstock Andrey Povpov

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Ogi Prastomiyono membenarkan terkait nilai dan jumlah warga Jakarta yang terlilit utang pinjol di dua daerah tersebut.

Namun demikian, Ia menilai hal tersebut sebagai hal yang wajar sebab nilai kredit macet atau kelalaian penyelesaian kewajiban di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo (TWP 90) wilayah DKI Jakarta masih dalam batas aman.

"Perlu diklarifikasi bahwa di DKI Jakarta itu outstanding pinjaman memang Rp10,5 triliun. Tapi itu yang TWP nya hanya 3,23 persen," kata Ogi.

Ia menjelaskan, kredit macet atau TWP 90 nasional pada akhir April 2023 berkisar pada level 3,33 persen. Dengan demikian, level kredit macet masyarakat DKI Jakarta masih sangat stabil.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024