Jakarta,FORTUNE- PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) meluncurkan Asuransi Parametrik Indeks Cuaca Syariah. Asuransi tersebut dapat memberi manfaat pertanggungan dengan parameter cuaca yang telah ditentukan.
Parameter cuaca tersebut mencakup curah hujan, suhu, kecepatan angin atau gempa yang dan mengindikasikan terjadinya resiko yang merugikan.
Presiden Direktur Zurich Syariah Hilman Simanjuntak mengatakan, cuaca ekstrim dapat menimbulkan kerugian finansial bagi petani. Dengan demikian, pembayaran manfaat klaim kepada petani dilakukan secara otomatis berdasarkan data cuaca aktual dan tidak memerlukan pengajuan klaim asuransi sebelumnya.
Dengan begitu, Asuransi Parametrik Syariah ini akan membantu petani kopi mengelola risiko melalui pertanggungan asuransi yang dibuat khusus untuk kondisi curah hujan yang tinggi atau kondisi kekeringan selama tahap perkembangan tanaman kopi.
"Apalagi, tanaman paling rentan terhadap guncangan cuaca," kata Hilman melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Kamis (6/10).
Lindungi 1.500 petani kopi di Aceh
Tahap awal, Zurich Syariah melindungi lebih dari 1.500 petani kopi di Aceh sebagai salah satu wilayah produsen kopi terbesar di tanah air. Hilman menyebut, asuransi parametrik ini adalah jenis asuransi perlindungan cuaca pertama bagi petani kopi yang hadir di Indonesia yang dikelola dengan prinsip Syariah.
Asuransi Parametrik ini dibangun dengan kerja sama Blue Marble Microinsurance yang telah memiliki pengalaman mengembangkan produk asuransi parametrik di berbagai negara khususnya untuk asuransi parametrik tanaman kopi.
"Kolaborasi ini dirancang untuk menghadirkan perlindungan yang tepat guna dan tepat sasaran, dengan berbasis prinsip syariah. Manfaat yang ditawarkan kepada petani telah melalui perhitungan yang mendalam akan berbagai kemungkinan risiko cuaca dan kebutuhan proteksinya," kata Hilman.
Industri kopi berdayakan 1,86 juta keluarga
Chief Sales and Distribution Officer Zurich Syariah Auralusia Rimadiana juga menjelaskan, pihaknya membuka akses lebih besar bagi masyarakat yang belum mendapatkan perlindungan dari risiko, dalam hal ini para petani kopi.
Dengan biaya premi yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan petani, serta dikelola dengan prinsip syariah, diharapkan Asuransi Parametrik Syariah ini dapat membantu memberikan rasa aman bagi para petani kopi atas risiko perubahan cuaca ekstrim.
"Kami berharap dapat turut serta membantu kesejahteraan petani dalam memitigasi risiko," kata Rimadiana.
Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia menyebutkan bahwa Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ke-4 di dunia.
Bahkan, kontribusinya terhadap ekonomi negara juga tergolong besar, di tahun 2021 tercatat industri kopi memberdayakan 1,86 juta kepala keluarga petani dan menyumbang persentase terhadap PDB perkebunan sebesar 16,15 persen.