BI Turunkan Suku Bunga, Perbanas: Sinyal Genjot Pertumbuhan Ekonomi

- BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sinyal dorongan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang melambat.
- Suku bunga Deposit Facility dipatok turun di level 4,25 persen dan suku bunga Lending Facility turun 5,75 persen.
- Penurunan suku bunga dilakukan untuk menggenjot konsumsi lewat kredit karena pertumbuhan kredit perbankan menurun menjadi 7,77 persen (yoy).
Jakarta, FORTUNE - Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menilai langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sejalan dengan ekspektasi pasar. Hal ini juga bisa menjadi siasat mendorong pertumbuhan ekonomi yang tengah lesu.
Ketua Bidang Riset & Kajian Ekonomi Perbanas, Aviliani, mengatakan kebijakan tersebut ajar dilakukan sebab pergerakan rupiah sudah mulai stabil dan investor asing mulai pasuk ke pasar dalam negeri.
"Otomatis dolar tidak akan pulang kampung. Jadi kita lihat uangnya sudah stabil, sehingga wajar kalau BI menurunkan BI rate," ujarnya dalam diskusi media, Kamis (20/8).
BI baru saja mengetok palu penurunan suku bunga acuan ke level lima persen. Sedangkan, suku bunga Deposit Facility dipatok turun di level 4,25 persen dan suku bunga Lending Facility turun 5,75 persen.
Chief Economist Perbanas, Dzulfian Syafrian, menambahkan sinyal yang dikirim BI lewat pemangkasan bunga ini tidak hanya demi menjaga stabilitas rupiah, tetapi juga sebagai respons terhadap pelemahan ekonomi yang tercermin dari perlambatan kredit.
"Kalau ekonomi lagi kencang, kredit kencang. Kalau ekonomi lesu, kredit pun ikut lesu," ujarnya.
Oleh karena itu, penurunan suku bunga dilakukan untuk mendorong konsumsi, terutama melalui kredit. Ia menjelaskan, penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin jika disandingkan dengan pertumbuhan kredit yang hanya 7 persen (single digit), menunjukkan adanya perlambatan ekonomi. "Tahun lalu pertumbuhan kredit masih double digit, namun kini hanya single digit, tepatnya 7 persen. Hal ini mencerminkan kondisi ekonomi yang memang melemah dibandingkan tahun sebelumnya," ujarnya.
BI mengumumkan pertumbuhan kredit perbankan pada Juni 2025 sebesar 7,77 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan Mei 2025 sebesar 8,43 persen (yoy).
Tahun ini, Perbanas memperkirakan pertumbuhan kredit berada di kisaran 8,7 persen, dengan toleransi plus minus 1 persen. Sejalan dengan itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025 diperkirakan berpotensi berada di bawah 5 persen, yakni sekitar 4,8 persen.