Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ekonomi RI Diramal Hanya Mentok di 5,1% pada 2025

ilustrasi belanja sayur di pasar tradisional (unsplash.com/Alex Hudson)
ilustrasi belanja sayur di pasar tradisional (unsplash.com/Alex Hudson)
Intinya sih...
  • Proyeksi pertumbuhan ekonomi RI hingga akhir 2025 hanya mencapai 5,1 persen, didukung oleh belanja pemerintah dan stimulus konsumsi rumah tangga.
  • Analisa PIER menyebutkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% di kuartal II-2025, didorong oleh investasi swasta yang melonjak signifikan dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
  • Ekspor Indonesia naik 10,67 persen (yoy) dan impor naik 1,65 persen (yoy), sementara sektor manufaktur, perdagangan, informasi & komunikasi, serta konstruksi masih menjadi kontributor pertumbuhan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Permata Bank melalui Permata Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2025 mentok di level 5,1 persen.

Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, menilai ekonomi pada semester kedua 2025 masih akan ditopang oleh belanja pemerintah serta dukungan paket stimulus untuk menjaga konsumsi rumah tangga. "Dengan mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif, kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 berada di kisaran 4,8 persen hingga 5,1 persen," kata Josua di Jakarta, Senin (11/8).

Di sisi lain, investasi juga diprediksi akan stabil ditopang oleh belanja modal pemerintah dan kebijakan moneter yang akomodatif termasuk lanjutan pemotongan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang kini berada di level 5,25 persen.

Ini analisa PIER terkait ekonomi RI bisa tumbuh 5,12% di kuartal II-2025

ilustrasi belanja bersama anak (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi belanja bersama anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 tumbuh solid 5,12 persen (yoy). Level ini lebih tinggi dibandingkan 4,87 persen pada kuartal sebelumnya dan melampaui konsensus pasar sebesar 4,80 persen.

Josua menyebut capaian ini menandai laju pertumbuhan tercepat sejak kuartal II-2023 yang didorong oleh penguatan investasi dan konsumsi rumah tangga, meskipun belanja pemerintah masih mengalami kontraksi.

"Pertumbuhan di atas ekspektasi ini mencerminkan ketahanan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global. Investasi swasta, khususnya pada mesin dan peralatan, melonjak signifikan, sejalan dengan meningkatnya impor barang modal dan percepatan sejumlah proyek infrastruktur," jelas Josua.

Sepanjang kuartal II-2025, investasi tumbuh 6,99 persen (yoy), tertinggi sejak awal 2021, dengan pertumbuhan signifikan pada kategori mesin dan peralatan sebesar 25,30 persen dan bangunan serta struktur sebesar 4,89 persen.

Konsumsi rumah tangga juga tumbuh 4,97 persen (yoy), sedikit meningkat dari kuartal sebelumnya, terutama pada sektor transportasi & komunikasi, makanan & minuman, serta restoran & hotel.

Dari sisi perdagangan luar negeri, ekspor Indonesia naik 10,67 persen (yoy) dan impor naik 1,65 persen (yoy) mencerminkan aktivitas front-loading oleh mitra dagang. "Mereka membeli produk impor lebih awal dan menumpuknya menjelang implementasi tarif timbal balik AS," kata Josua.

Sedangkan, sektor manufaktur, perdagangan, informasi & komunikasi, serta konstruksi juga masih menjadi kontributor pertumbuhan, sementara sektor jasa lainnya mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 11,31 persen (yoy).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us