Apakah Investasi SBN Bisa Rugi? Ini Risiko dan Keuntungannya
Simak juga rincian imbal hasil SBN.
Fortune Recap
- Investasi SBN memiliki risiko yang rendah karena pembayaran kupon terjamin, tapi bisa rugi jika dijual sebelum jatuh tempo dengan harga lebih rendah.
- Peluang untuk meraih keuntungan dari penjualan SBN di pasar sekunder.
- Negara Ritel (ORI) merupakan surat utang negara yang dijual oleh pemerintah kepada investor ritel, umumnya diperdagangkan di pasar perdana, dengan pembayaran kupon dijamin oleh undang-undang.
Surat Berharga Negara (SBN) adalah salah satu instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Secara umum, SBN sangat cocok bagi investor pemula yang menginginkan kemudahan dalam berinvestasi tanpa ribet.
Salah satu jenis SBN yang paling populer adalah Obligasi Negara Ritel (ORI), yakni surat utang negara yang dijual pemerintah kepada investor ritel. ORI umumnya diperdagangkan di pasar perdana atau pasar sekunder dengan pembayaran kupon atau pokok yang dijamin oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.
Oleh sebab itu, banyak pihak mengatakan SBN adalah investasi yang paling aman karena berasal dari pemerintah dan diatur di undang-undang. Namun, apakah Investasi SBN bisa rugi? Simak penjelasan tentang risiko, imbal hasil, dan keuntungan investasi SBN di bawah ini.
Apakah investasi SBN bisa rugi?
Secara umum, berinvestasi pada SBN memiliki risiko yang sangat rendah. Sebab hampir semua produk SBN menawarkan pembayaran kupon yang terjamin (fixed rate). Jadi, setiap bulan Anda pasti akan menerima imbal hasil atau kupon dari investasi ini.
Pembayaran kupon SBN dijamin oleh UU, sehingga terdapat jaminan di bawah hukum.
Meski begitu, dilansir Bibit, investasi SBN masih bisa rugi jika Anda menjualnya sebelum jatuh tempo di pasar sekunder dan harga jualnya lebih rendah dari harga beli.
Untuk mengurangi risiko ini, Anda disarankan untuk menyimpan SBN yang sudah dibeli sampai tanggal jatuh tempo. Jika Anda ingin menjual sebelum itu, pastikan harga jualnya lebih tinggi daripada harga beli, setelah dikurangi biaya transaksi.
Namun, di balik potensi kerugian (capital loss), ada juga peluang untuk meraih keuntungan (capital gain) dari penjualan SBN di pasar sekunder. Untuk memperoleh capital gain, Anda harus bisa menjual instrumen tersebut dengan harga yang lebih tinggi daripada harga beli. Makin besar selisih antara harga jual dan harga beli, makin besar pula keuntungan yang bisa didapat.
Imbal hasil SBN
Jumlah imbal hasil investasi SBN bisa berbeda-beda setiap serinya. Dalam setahun, pemerintah biasanya menawarkan 7–8 seri SBN yang dikeluarkan secara berurutan setiap bulannya. Pada 2024, ada tujuh seri SBN dengan imbal hasil sekitar 6,25 persen hingga 6,6 persen.
Sebagai gambaran, berikut rincian imbal hasil SBN Ritel pada 2024 lalu:
- Obligasi Ritel Negara (ORI025): 6,25–6,4 persen
- Sukuk Ritel (SR020): 6,3–6,4 persen
- Sukuk Tabungan (ST012): 6,4–6,55 persen
- Savings Bond Ritel (SBR013): 6,45–6,6 persen
- Sukuk Ritel (SR021): 6,35–6,45 persen
- Obligasi Ritel Negara (ORI026): 6,3–6,4 persen
- Sukuk Tabungan (ST013): 6,4–6,5 persen
Sementara itu, imbal hasil SBN Ritel 2025 belum diumumkan secara resmi hingga berita ini tayang.
Keuntungan investasi SBN
Berikut beberapa keuntungan berinvestasi SBN:
- Pembayaran kupon dan pokok hingga jatuh tempo dijamin oleh Undang-Undang SUN dan dananya disediakan dalam APBN setiap tahun.
- Pada saat penerbitan (pasar perdana), kupon yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata bunga deposito bank BUMN.
- Kupon dengan tingkat bunga tetap hingga jatuh tempo.
- Pembayaran kupon dilakukan setiap bulan.
- Dapat diperdagangkan di pasar sekunder melalui mekanisme Bursa, transaksi di luar Bursa (over the counter), dan/atau sistem ETP (Electronic Trading Platform).
- Tersedia informasi harga yang wajar atau sedang terjadi di pasar sekunder dari mitra distribusi atau pihak lain yang bekerja sama dengan mitra distribusi.
- Berpotensi memperoleh keuntungan jika dijual pada harga lebih tinggi dari harga beli setelah memperhitungkan biaya transaksi di pasar sekunder.
- Dapat dipinjamkan atau dijaminkan kepada pihak lain, misalnya untuk pengajuan pinjaman di bank umum, lembaga keuangan lainnya, atau sebagai jaminan dalam transaksi Efek. Kebijakan peminjaman atau penjaminan mengikuti ketentuan dan persyaratan yang berlaku pada masing-masing pihak.
Cara berinvestasi ORI
Obligasi Ritel Negara (ORI) adalah salah satu jenis investasi SBN yang paling sering dipilih. Cara berinventasi ORI bisa dilakukan lewat laman resmi Kemenkeu, yaitu www.kemenkeu.go.id/ori. Lalu, pilih salah satu link platform elektronik mitra distribusi tempat Anda akan membeli ORI.
Setelah memilih Mitra Distribusi, Anda akan diarahkan ke platform elektronik mereka. Selanjutnya, ikuti langkah-langkah berikut:
- Registrasi: Daftarkan diri melalui Sistem Elektronik Mitra Distribusi dengan memasukkan informasi penting seperti Single Investor Identification (SID), nomor rekening dana, dan nomor rekening surat berharga. Jika belum memiliki SID, rekening dana, atau rekening surat berharga, Anda dapat menghubungi mitra distribusi untuk bantuan pembuatan persyaratan tersebut.
- Pemesanan: Lakukan pemesanan melalui sistem elektronik mitra distribusi. Setelah pemesanan terverifikasi (verified order), Anda akan menerima kode pembayaran (Billing Code) melalui sistem elektronik atau email. Kode ini digunakan untuk melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah yang dipesan.
- Pembayaran: Pembayaran dapat dilakukan melalui 89 Bank/Pos/Lembaga Persepsi dengan berbagai saluran pembayaran (teller, ATM, internet banking, atau mobile banking) dalam waktu yang telah ditentukan (3 jam). Lalu, calon investor akan menerima NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan notifikasi "completed order" melalui sistem elektronik mitra distribusi dan email yang terdaftar.
- Konfirmasi: Anda akan menerima bukti konfirmasi pemesanan SBN ritel melalui Sistem Elektronik Mitra Distribusi dan email yang terdaftar.