FINANCE

Apakah Investasi SBN Bisa Rugi? Ini Risiko dan Keuntungannya

Simak juga rincian imbal hasil SBN.

Apakah Investasi SBN Bisa Rugi? Ini Risiko dan Keuntungannyailustrasi investasi (unsplash.com/Christian Dubovan)
07 January 2025

Fortune Recap

  • Investasi SBN memiliki risiko yang rendah karena pembayaran kupon terjamin, tapi bisa rugi jika dijual sebelum jatuh tempo dengan harga lebih rendah.
  • Peluang untuk meraih keuntungan dari penjualan SBN di pasar sekunder.
  • Negara Ritel (ORI) merupakan surat utang negara yang dijual oleh pemerintah kepada investor ritel, umumnya diperdagangkan di pasar perdana, dengan pembayaran kupon dijamin oleh undang-undang.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Surat Berharga Negara (SBN) adalah salah satu instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Secara umum, SBN sangat cocok bagi investor pemula yang menginginkan kemudahan dalam berinvestasi tanpa ribet.

Salah satu jenis SBN yang paling populer adalah Obligasi Negara Ritel (ORI), yakni surat utang negara yang dijual pemerintah kepada investor ritel. ORI umumnya diperdagangkan di pasar perdana atau pasar sekunder dengan pembayaran kupon atau pokok yang dijamin oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.

Oleh sebab itu, banyak pihak mengatakan SBN adalah investasi yang paling aman karena berasal dari pemerintah dan diatur di undang-undang. Namun, apakah Investasi SBN bisa rugi? Simak penjelasan tentang risiko, imbal hasil, dan keuntungan investasi SBN di bawah ini.

Apakah investasi SBN bisa rugi?

Secara umum, berinvestasi pada SBN memiliki risiko yang sangat rendah. Sebab hampir semua produk SBN menawarkan pembayaran kupon yang terjamin (fixed rate). Jadi, setiap bulan Anda pasti akan menerima imbal hasil atau kupon dari investasi ini.

Pembayaran kupon SBN dijamin oleh UU, sehingga terdapat jaminan di bawah hukum.

Meski begitu, dilansir Bibit, investasi SBN masih bisa rugi jika Anda menjualnya sebelum jatuh tempo di pasar sekunder dan harga jualnya lebih rendah dari harga beli.

Untuk mengurangi risiko ini, Anda disarankan untuk menyimpan SBN yang sudah dibeli sampai tanggal jatuh tempo. Jika Anda ingin menjual sebelum itu, pastikan harga jualnya lebih tinggi daripada harga beli, setelah dikurangi biaya transaksi.

Namun, di balik potensi kerugian (capital loss), ada juga peluang untuk meraih keuntungan (capital gain) dari penjualan SBN di pasar sekunder. Untuk memperoleh capital gain, Anda harus bisa menjual instrumen tersebut dengan harga yang lebih tinggi daripada harga beli. Makin besar selisih antara harga jual dan harga beli, makin besar pula keuntungan yang bisa didapat.

Imbal hasil SBN

Jumlah imbal hasil investasi SBN bisa berbeda-beda setiap serinya. Dalam setahun, pemerintah biasanya menawarkan 7–8 seri SBN yang dikeluarkan secara berurutan setiap bulannya. Pada 2024, ada tujuh seri SBN dengan imbal hasil sekitar 6,25 persen hingga 6,6 persen.

Sebagai gambaran, berikut rincian imbal hasil SBN Ritel pada 2024 lalu:

  • Obligasi Ritel Negara (ORI025): 6,25–6,4 persen
  • Sukuk Ritel (SR020): 6,3–6,4 persen
  • Sukuk Tabungan (ST012): 6,4–6,55 persen
  • Savings Bond Ritel (SBR013): 6,45–6,6 persen
  • Sukuk Ritel (SR021): 6,35–6,45 persen
  • Obligasi Ritel Negara (ORI026): 6,3–6,4 persen
  • Sukuk Tabungan (ST013): 6,4–6,5 persen

Sementara itu, imbal hasil SBN Ritel 2025 belum diumumkan secara resmi hingga berita ini tayang.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.