Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BI : Kendati Penjualan Turun, Harga Properti Justru Menjulang Naik

Ilustrasi KPR/BING.COM
Ilustrasi KPR/BING.COM
Intinya sih...
  • Harga properti di Indonesia terus naik, meski penjualan mengalami perlambatan.
  • Indeks harga properti residensial (IHPR) triwulan II 2025 tumbuh 0,90 persen secara tahunan.
  • Penjualan unit properti di pasar primer turun hingga 3,80 persen (yoy), dipengaruhi oleh faktor harga bahan dan bangunan, masalah prizinan, suku bunga KPR, dan perpajakan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Harga properti di Indonesia terus mengalami kenaikan, meskipun dari sisi penjualan mengalami perlambatan.

Bank Indonesia (BI) mencatat indeks harga properti residensial (IHPR) pada triwulan II 2025 yang tumbuh sebesar 0,90 persen secara tahunan. Namun jika dibandingkan pada triwulan I 2025, sedikit lebih rendah dengan pertumbuhan mencapai 1,07 persen (yoy).

Harga rumah kecil dan besar, masing-masing tumbuh 1,04 persen secara tahunan dan 0,070 persen (yoy). Sementara harga rumah tipe menegah meningkat 1,25 persen secara tahunan.

Menariknya, kenaikan harga ini terjadi di tengah penjualan properti yang melambat. Perlambatan penjualan terutama disebabkan penurunan penjualan rumah tipe kecil, sedangkan tipe menengah dan besar mengalami kontraksi lebih dalam.

Penjualan rumah tipe kecil tercatat melambat 23,75 persen atau hanya tumbuh 6,70 persen secara tahunan. Sementara itu penjualan rumah tipe besar terkontraksi 11,69 persen, dan penjualan rumah tipe menegah yang juga turun 11,69 persen secara tahunan.

Secara keseluruhan, penjualan unit properti di pasar primer terkoreksi turun hingga 3,80 persen (yoy), berbalik arah setelah pada triwulan I 2025 sempat tumbuh tipis 0,73 persen (yoy).

"Berdasarkan hasil survei, penghambat utama pengembangan dan penjualan property residensial primer meliputi harga bahan dan bangunan, masalah prizinan, suku bunga redit Pemilikan Rumah (KPR), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR, dan perpajakan," tulis BI dalam hasil survei harga properti residensial triwulan II 2025, Rabu (6/8).

Sementara untuk peta sumber modal, pembiayaan masih belum bergeser posisinya alias masih menjadi sumber utama. Hasil survei BI ini diketahui mayoritas pengembang masih mengandalkan dana internal 78,36 persen dari total pendanaan proyek residensial. Sementara di pihak konsumen, pembelian rumah di pasar primer didominasi skema KPR denga kontribusi sekitar 73,06 persen dari total pembiayaan.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us