Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Laba SMBC Indonesia Terkontraksi 19% Jadi Rp1 Triliun, Ini Penyebabnya

smbc.png
Ilustrasi Kantor Pusat SMBC Indonesia/Dok SMBC Indonesia

Jakarta, FORTUNE – Laba PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) tercatat terkontraksi sebesar 19 persen secara tahunan di semester I-2025 menjadi Rp1 triliun dibandingkan dengan periode yang sama 2024 yang mencapai Rp1,24 triliun.

Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar menjelaskan kontraksi ini terjadi lantaran lebih tingginya biaya kredit. Tercatat, kenaikan biaya kredit bank sebesar 52 persen (yoy) menjadi Rp2,6 triliun. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh diperlukannya pencadangan di segmen korporasi dan joint finance.

“SMBC Indonesia terus menjaga ketahanan bisnisnya di tengah tantangan pasar yang dinamis dalam beberapa waktu terakhir, baik di dalam maupun luar negeri,” kata Henoch melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (30/7).

Kredit SMBC Indonesia naik 5%, ini penopangnya

SMBC Indonesia BOD.JPG
RUPST SMBC Indonesia. (Dok. SMBC Indonesia)

SMBC Indonesia juga berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp185,04 triliun, atau naik 5 persen (yoy). Pendorong terbesar berasal dari kredit retail yang tumbuh 25 persen (yoy) yang dikontribusikan oleh Joint Finance sebesar 156 persen (yoy). Sedangkan, untuk kredit korporasi dan komersial mengalami kenaikan 4% yoy, sementara kredit usaha kecil dan menengah (UKM) turun sebesar 2 persen (yoy).

Di sisi lain, kenaikan biaya operasional di SMBC Indonesia mencapai 9 persen (yoy). Sedangkan, pendapatan operasional sebesar 11 persen (yoy) mencapai Rp9,1 triliun.

Untuk pendapatan bunga bersih SMBC Indonesia juga naik sebesar 15 persen (yoy) menjadi Rp8 triliun berkat kontribusi positif dari kredit, penempatan aset likuid, dan pendapatan bunga bersih Grup OTO. Catatan ini membuktikan resiliensi SMBC Indonesia di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi selama periode tersebut.

Peningkatan pendapatan bunga bersih secara konsolidasi sejalan dengan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang naik ke level 7,1 persen per Juni 2025 dengan disertakannya kontribusi dari Grup OTO pasca akuisisi, dari 6,4 persen pada Juni 2024.

DPK SMBC Indonesia turun 8%

PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dan PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) lakukan penandatanganan perjanjian kerja sama terkait layanan perbankan transaksi valuta asing. (Dok/Istimewa).
PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dan PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) lakukan penandatanganan perjanjian kerja sama terkait layanan perbankan transaksi valuta asing. (Dok/Istimewa).

Total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank juga tercatat turun 8 persen (yoy) menjadi Rp109,8 triliun. Capaian ini diakibatkan oleh penurunan saldo rekening giro dan rekening tabungan atau current account & saving account (CASA) sebesar 9 persen (yoy) menjadi Rp43,7 triliun. Sedangkan untuk penurunan deposito berjangka sebesar 7 persen (yoy) menjadi Rp66,1 triliun. 

“SMBC Indonesia senantiasa meneruskan inisiatif-inisiatif dan upaya-upaya untuk meningkatkan kapabilitas, produk dan jasa untuk dapat memberikan solusi investasi dan transaksi nasabah dalam rangka meningkatkan saldo CASA dan manajemen biaya dana,” katanya. 

Untuk lini bisnis Jenius juga menorehkan catatan positif. Jenius mencatat 6,1 juta pengguna terdaftar per Juni 2025, naik 7 persen (yoy). Raihan ini mencerminkan upaya aktif Jenius dalam menawarkan solusi perbankan digital yang lebih inklusif dan praktis ke lebih banyak konsumen.

Jenius turut mencatatkan kenaikan dana pihak ketiga sebesar 15 persen menjadi Rp31,3 triliun. Angka ini menunjukkan upaya berkelanjutan Jenius dalam mendukung inklusi keuangan dan membuka akses yang lebih luas terhadap layanan perbankan digital.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us