Mengenal Harta Lancar dalam Bisnis: Pengertian & Manfaat
Harta lancar merupakan kekayaan perusahaan yang likuid.
Jakarta, FORTUNE – Harta lancar merupakan salah satu bentuk aset yang dimiliki oleh perusahaan. Tentunya, pebisnis mesti mengetahui dengan baik pengertian dan manfaat dari harta lancar untuk mengelolanya demi bisnis yang lebih baik.
Harta lancar (atau aset lancar) merujuk kepada kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam jangka waktu pendek biasaya satuu tahun. Kekayaan tersebut tentunya bisa diubah menjadi uang dengan satuan nilai.
Di sisi lain, harta lancar merupakan komponen dasar merupakan komponen dasar dalam suatu operasional aktivitas perusahaan, sebagaimana dilansir dari laman OCBC NISP.
Sementara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendefinisikan aset lancar sebagai uang tunai atau produk berharga lain yang dapat dicairkan sewaktu-waktu dengan mudah.
Menurut laman Run System, harta lancar, atau bisa disebut dengan aktiva lancar, adalah kekayaan perusahaan berupa benda atau produk berharga lain yang diperoleh dari transaksi di masa lalu.
Adapun beberapa ciri-ciri dari aset lancar sebagai berikut.
- Mudah diperjualbelikan dan digunakan dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan.
- Disimpan agar dapat diperjualbelikan lagi.
- Pencairan relatif singkat sehingga dapat dimunculkan dalam 12 bulan setelah akhir periode neraca.
- Biasanya berbentuk uang tunai atau kas.
Jenis harta lancar
Menurut laman OCBC NISP, harta lancar ini memiliki sejumlah karakteristik. Sebagai misal, perusahaan akan menggunakan aset lancar dalam jangka pendek dengan kisaran waku kurang dari satu tahun.
Selain itu, aset lancar yang dilepas perusahaan itu berada dalam kurun waktu satu tahun fiskal dari laporan. Karakteristik lainnya adalah harta lancar itu diperuntukkan untuk diperdagangkan.
Adapun situs web Run System menyebutkan karakteristik aset lancar adalah kekayaan dari hasil transaksi telah dilakukan pada masa lalu. Jika transaksi baru akan dilakukan beberapa hari ke depan, maka hal tersebut belum dapat dikatakan sebagai aset. Di sisi lain, aset tersebut tentu mesti memiliki keuntungan.
Maka, berikut sejumlah jenis aktiva lancar. Berikut daftarnya, seperti dilansir dari laman Accurate.
1. Uang tunai
Dalam akuntansi, uang tunai lebih dikenal dengan kas dan bank. Kas tersebut digunakan untuk operasional bisnis. Sedangkan, uang yang tersisa dalam rekening disebut dengan bank.
Kas dan bank dapat digunakan secara langsung. Proses pencairannya pun relatif singkat, berbeda dari uang yang tersimpan pada rekening giro di bank karena mesti menunggu tanggal tertentu agar dapat dicairkan.
2. Surat berharga
Surat berharga merupakan surat yang dikeluarkan oleh instansi sebagai bukti kepemilikan suatu kekayaan yang bernilai, dan dapat diperdagangkan sewaktu-waktu. Dengan begitu, perusahaan dapat beroleh dana tunai dari penjualan surat berharga. Berikut berbagai macam contoh surat berharga:
- Deposito Bulanan
- Obligasi
- Saham
- Wesel tagih
- dan surat berharga lainnya yang mudah diperdagangkan
3. Piutang
Piutang merupakan tagihan kepada pelanggan yang membeli barang secara kredit. Umumnya piutang dibayarkan dalam tempo waktu tertentu. Pembayaran dengan tempo ini juga telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak.
4. Persediaan
Persediaan adalah jumlah barang yang belum terjual serta memilki ekonomi. Dengan demikian, jika barang tersebut terjual, maka uang hasil penjualan tersebut dapat mengisi kas perusahaan.
5. Biaya dibayar di muka
Biaya dibayar di muka termasuk aset lancar karena pembayaran dilakukan di awal oleh perusahaan sehingga biaya tersebut tidak membebani perusahaan pada akhir periode.
Kewajiban yang telah dibayarkan di awal itu membantu perusahaan tetap menjalankan aktivitas ekonominya tanpa membebani kas berjalan. Contoh dari biaya dibayar di muka ini premi asuransi, alat tulis kantor, serta bunga.
Manfaat harta lancar
Harta lancar sebagai bentuk kekayaan yang likuid memiliki peran penting dalam menunjang operasional bisnis perusahaan, sebagaimana dilansir dari laman Akseleran.
Salah satu manfaat aktiva lancar ini adalah untuk membayar tagihan, seperti membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, membayar utang, membayar sewa gedung, dan sebagainya.
Aset lancar biasanya cepat habis untuk keperluan yang bersifat rutin maupun insidental. Namun, harta tersebut akan kembali terisi dari hasil penjualan atau aset lain yang telah dibayarkan. Itulah mengapa pergerakan aset lancar bersifat dinamis.
Perusahaan yang tidak memiliki harta lancar akan kesulitan menjalankan proses produksi. Karena itu, perusahaan perlu memastikannya berada dalam kondisi aman saat ingin melanjutkan proses produksi.