FINANCE

Pemulihan Ekonomi Domestik, Surplus Transaksi Berjalan Bakal Menyusut

Surplus menurun seiring normalisasi harga komoditas.

Pemulihan Ekonomi Domestik, Surplus Transaksi Berjalan Bakal MenyusutKendaraan melintas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (17/10/2021). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz
21 February 2022

Jakarta, FORTUNE – Tren surplus transaksi berjalan Indonesia pada 2021 diperkirakan akan terhenti tahun ini. Kepala ekonom Bank Permata, Josua Pardede, berpendapat transaksi berjalan akan kembali negatif akibat normalisasi harga komoditas terutama pada semester kedua 2022.

“Hal ini salah satunya akibat pengetatan moneter dari bank sentral Amerika Serikat yang akan cenderung menekan harga komoditas global. Tidak hanya itu, sejalan dengan perbaikan ekonomi, diperkirakan kinerja impor serta defisit pendapatan primer kembali meningkat di tahun ini, yang kemudian menekan transaksi berjalan,” kata Josua kepada Fortune Indonesia, Senin (21/2).

Pernyataan Josua merespons Bank Indonesia (BI) yang mencatat Indonesia berhasil membukukan surplus transaksi berjalan mencapai US$3,32 miliar, atau setara 0,28 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut berbanding terbalik dengan US$4,43 miliar defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada 2020. Tren surplus ini juga perdana sejak 2012.

“Surplus tersebut terutama ditopang oleh pesatnya kinerja ekspor sejalan dengan meningkatnya permintaan dari negara mitra dagang dan tingginya harga komoditas global, di tengah impor yang meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dalam keterangan kepada media, Jumat (18/02).

Josua menambahkan pendorong utama surplus adalah neraca perdagangan barang yang mencapai US$43,81 miliar—tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Kondisi itu diakibatkan ekspor yang melaju 42,48 persen lebih-lebih disokong harga komoditas batu bara dan crude palm oil (CPO). Di saat sama, kenaikan harga dibarengi dengan lonjakan volume permintaan sering perbaikan ekonomi dunia.

Menurut Josua, itu belum termasuk faktor neraca perdagangan jasa dan pendapatan primer yang mengalami pelebaran defisit dibandingkan dengan 2020.

Transaksi berjalan di tengah ketidakpastian

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/11/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (15/11/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.