Laba BSI Tembus Rp7,01 triliun pada 2024, Bisnis Emas Jadi Penopangnya
Bisnis emasnya bernilai Rp12,82 triliun, melesat 78,18% yoy.
![Laba BSI Tembus Rp7,01 triliun pada 2024, Bisnis Emas Jadi Penopangnya](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimage.fortuneidn.com%2Fpost%2F20241111%2Fwhatsapp-image-2024-11-09-at-220728-9fa58b753bcb97a82fbdb0a40f4a679b-a675249ee9d11f1f9e6f2480ca70d3f3.jpeg%3Fwidth%3D990%26height%3D660%26format%3Davif&w=2048&q=75)
Jakarta, FORTUNE – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menjaga pertumbuhan kinerja positif dan berkelanjutan. Hingga akhir 2024, bank syariah milik negara ini membukukan Laba Bersih Rp7,01 triliun, tumbuh double digit atau 22,83 persen secara tahunan (yoy).
Perolehan kinerja positif itu ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan, dan aset yang juga tumbuh double digit.
BSI mengalami pertumbuhan pada departemen DPK dengan persentase hingga 11,46 persen menjadi Rp327,45 triliun. Pencapaian ini ditopang oleh dana murah (CASA) yang berkontribusi 60,12 persen dari total DPK.
Sepanjang 2024, CASA BSI mencapai Rp197 triliun atau naik 10,65 persen yoy. Sementara itu, DPK BSI dari produk-produk tabungan mencapai Rp140,53 triliun, disusul deposito Rp130,58 triliun, dan giro Rp56,33 triliun.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan pihaknya mengambil peluang dengan memanfaatkan potensi Islamic ecosystem yang hanya dimiliki oleh bank syariah, salah satunya lewat bisnis emas dan haji untuk memperoleh DPK.
Apalagi, 2024 merupakan periode menantang karena kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian, dengan likuiditas yang ketat dan persaingan pasar yang tinggi.
“Alhamdulillah, kinerja yang dicapai menggembirakan bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Inovasi dan transformasi digital yang memudahkan transaksi secara digital juga turut berdampak positif terhadap penghimpunan DPK,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (6/2).
Dari sisi kredit, penyaluran pembiayaan BSI juga menunjukkan kinerja impresif. Pada 2024, BSI telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp278,48 triliun atau tumbuh 15,88 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan segmentasi, pembiayaan yang disalurkan oleh BSI ke segmen wholesale mencapai Rp77,22 triliun atau tumbuh 14,38 persen yoy, kemudian segmen ritel mencatatkan nilai Rp49,38 triliun atau naik 16,86 persen yoy, sedangkan pembiayaan untuk segmen konsumer Rp151,88 triliun atau naik 16,34 persen yoy.
Seiring dengan pertumbuhan kredit, BSI mampu menjaga kualitas pembiayaannya. Per akhir 2024, rasio pembiayaan bermasalah alias non-performing financing (NPF) gross BSI terjaga dengan baik pada level 1,90 persen. Sementara itu, cost of credit (CoC) BSI juga membaik pada level 0,83 persen pada 2024.
Bagi pemilik saham, BSI juga mencetak rasio imbal hasil menarik. Terlihat dari angka return on equity (ROE) sebesar 17,77 persen.
Perusahaan tersebut menutup 2024 dengan kenaikan aset 15,55 persen menjadi Rp408,61 triliun dengan rasio return on asset (ROA) 2,49 persen.
Inovasi dan Transformasi Digital
![](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimage.fortuneidn.com%2Fpost%2F20241111%2Fwhatsapp-image-2024-11-09-at-220729-9fa58b753bcb97a82fbdb0a40f4a679b-664afa56b71c6fb57a5aabe526e13031.jpeg%3Fwidth%3D570%26height%3D380%26format%3Davif&w=1200&q=75)
Hery juga mengatakan sepanjang 2024 BSI fokus memperbaiki infrastruktur transaction banking dengan meluncurkan BYOND by BSI dan memperbanyak mesin ATM/CRM, EDC, BSI Agent, serta merchant QRIS.
Kemudian, perusahaan tersebut menggali potensi model bisnis baru yang berbasis emas, tabungan haji, bancassurance, dan bisnis treasury.
"Langkah yang diambil terbukti efektif. BSI berhasil mempertahankan kinerja dengan pertumbuhan yang konsisten di atas industri perbankan, dengan fundamental yang kuat," katanya.
Hingga Desember 2024, bisnis emas di BSI mencapai Rp12,82 triliun, tumbuh 78,18% yoy, ditopang oleh produk cicil emas yang melesat 177,42% yoy menjadi Rp6,40 triliun dan produk gadai emas yang naik 31,33% menjadi Rp6,42 triliun.
Dari lini bisnis haji, perseroan mencatatkan tren kenaikan jumlah nasabah tabungan haji menjadi 5,6 juta pada akhir 2024. Seiring dengan kenaikan jumlah penabung pada segmen haji, saldo tabungan haji juga menunjukkan tren peningkatan menjadi Rp14,5 triliun pada akhir 2024.
BSI pun dapat menyeimbangkan pertumbuhan dana, pembiayaan, hingga transaksi e-channel melalui SuperApp BYOND by BSI yang secara resmi diluncurkan pada November 2024.