Siapa Pencipta QRIS? Ini Sosok dan Perjalanan Inovasinya

- QRIS adalah sistem pembayaran berbasis kode QR yang menjadi standar nasional di Indonesia.
- Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, mencanangkan transformasi sistem pembayaran Indonesia melalui digitalisasi.
- QRIS telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan total pengguna hingga kuartal I-2025 mencapai 56,3 juta orang.
Jakarta, FORTUNE - Di tengah maraknya dompet digital dan metode pembayaran elektronik, masyarakat Indonesia kini hanya perlu satu kode QR untuk melakukan transaksi, yaitu menggunakan QRIS. Tapi, tahukah Anda siapa pencipta QRIS dan bagaimana teknologi ini dirancang agar bisa digunakan lintas platform?
QRIS, yang dibaca kris, adalah singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard, sebuah sistem pembayaran berbasis kode QR yang menjadi standar nasional di Indonesia. Kehadirannya tidak hanya mempermudah transaksi digital, tetapi juga mendorong efisiensi, inklusi keuangan, dan interoperabilitas antar penyedia jasa keuangan seperti GoPay, OVO, DANA, hingga perbankan digital.
Di balik kepraktisan memindai satu kode QR, berikut sosok di balik QRIS beserta perkembangannya.
Inisiatif awal dari Bank Indonesia dan ASPI
QRIS pertama kali digagas dan dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada tahun 2018. Saat itu, pertumbuhan pesat layanan keuangan digital dan dompet elektronik mendorong perlunya standarisasi agar transaksi antar platform dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien.
Sebelum adanya QRIS, setiap platform memiliki kode QR sendiri. Hal ini menyulitkan para pelaku usaha karena mereka harus menyediakan lebih dari satu QR code untuk melayani pembayaran dari berbagai dompet digital. Kondisi inilah yang mendorong Bank Indonesia mencetuskan QRIS sebagai solusi nasional pembayaran digital.
Usai melalui proses pengembangan selama satu tahun, QRIS resmi diluncurkan pada 17 Agustus 2019, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI. Peluncuran ini menandai era baru sistem pembayaran Indonesia yang lebih efisien, inklusif, dan ramah bagi pelaku usaha kecil.
Mulai 1 Januari 2020, implementasi QRIS diberlakukan secara nasional. Tujuannya sederhana. tapi berdampak besar. Cukup dengan satu kode QR untuk semua transaksi, tanpa tergantung pada aplikasi yang digunakan pembeli.
Perry Warjiyo, sosok sentral di balik inovasi QRIS
Lahirnya QRIS tidak terlepas dari visi dan kepemimpinan Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia. Perry dilantik sebagai Gubernur BI pada 24 Mei 2018. Di awal masa jabatannya, ia langsung mencanangkan transformasi sistem pembayaran Indonesia melalui digitalisasi.
Lalu, siapa Perry sebagai sosok penting yang menjadi bagian pencipta QRIS?
Perry Warjiyo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 25 Februari 1959. Ia berasal dari keluarga petani sederhana. Untuk bisa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), orang tuanya bahkan harus meminjam uang kepada tetangga hanya demi membeli formulir pendaftaran. Dengan uang Rp35 ribu, Perry mendaftar ke Fakultas Ekonomi karena biayanya paling terjangkau.
Perjalanan pendidikannya berlanjut ke Amerika Serikat, di mana ia meraih gelar Master dan PhD bidang Moneter dan Keuangan Internasional dari Iowa State University. Perry bergabung dengan Bank Indonesia sejak 1984 dan meniti karier hingga menjadi Gubernur. Ia juga sempat mewakili Indonesia di International Monetary Fund (IMF).
Perjalanan pengembangan QRIS
Pengembangan QRIS memerlukan waktu sekitar satu tahun. Bank Indonesia menggandeng berbagai penyedia layanan keuangan digital untuk menguji dan menyempurnakan sistem. QRIS kemudian mulai digunakan secara luas mulai awal 2020.
Dengan hadirnya QRIS, merchant tidak perlu lagi memiliki banyak QR code untuk menerima berbagai pembayaran digital. Cukup satu kode QRIS, semua pengguna dompet digital bisa melakukan transaksi.
Secara umum, QRIS menggunakan dua skema pembayaran:
Merchant Presented Mode (MPM): Merchant menampilkan kode QRIS. Pelanggan cukup memindai, lalu memasukkan nominal dan PIN.
Customer Presented Mode (CPM): Pelanggan menunjukkan kode QR dari aplikasinya untuk dipindai oleh merchant. Skema ini banyak digunakan di transportasi dan sektor ritel modern yang memerlukan kecepatan transaksi.
Pertumbuhan pesat pengguna QRIS
Sejak diluncurkan, QRIS menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hingga kuartal I-2025, total pengguna QRIS telah menembus 56,3 juta orang, tumbuh lebih dari 169% secara tahunan (year on year). Di sisi merchant, QRIS telah digunakan oleh 38,1 juta pelaku usaha, mayoritas di antaranya adalah UMKM.
Sementara itu, jika dilihat dari sisi transaksi, volume penggunaan QRIS mencapai 2,6 miliar transaksi dengan nilai lebih dari Rp262 triliun. Angka tersebut mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran digital yang efisien dan praktis.
Bahkan, Bank Indonesia tidak berhenti pada skala nasional. Dalam beberapa tahun terakhir, BI mengembangkan QRIS Antarnegara, memungkinkan masyarakat Indonesia bertransaksi di luar negeri menggunakan QRIS. Per Mei 2025, QRIS sudah dapat digunakan di Malaysia, Thailand, dan Singapura. Selanjutnya, BI menargetkan peresmian penggunaan QRIS di Jepang dan China pada 17 Agustus 2025 mendatang.
Demikian informasi mengenai siapa pencipta QRIS yang dapat disampaikan. Jadi, apakah Anda salah satu orang yang juga sangat mengandalkan QRIS?