Amar Bank Mampu Balikan Rugi jadi Laba Rp85 Miliar, Ini Penopangnya
Tumbuh 22,5%, aset Amar Bank capai Rp4,67 triliun.
Jakarta, FORTUNE – PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) berhasil mengubah kerugian di 2022 menjadi laba bersih senilai Rp 85,04 miliar di semester I-2023. Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangannya, pada semester I-2023 Amar Bank masih membukukan rugi Rp88,09 miliar.
Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian menyatakan, pencapaian tersebut merupakan hasil kontribusi platfrom miliknya Tunaiku sebagai pinjaman digital Amar Bank yang menyalurkan pinjaman kepada individu maupun UMKM, serta pertumbuhan dalam penyaluran kredit komersial dan korporasi. Vishal juga menyebut, pencapaian total Kredit sebesar Rp2,05 triliun.
“Amar Bank berkomitmen dalam mendukung pertumbuhan kredit dengan mengembangkan kolaborasi antara Amar Bank dan platform digital, yang bertujuan untuk memperluas akses dan mendorong penyaluran kredit bagi mereka yang masih memiliki akses terbatas ke layanan keuangan,” kata Vishal melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (7/8).
Tumbuh 22,5%, aset Amar Bank capai Rp4,67 triliun
Pada kuartal kedua 2023, Amar Bank juga mencatat peningkatan total asset sebesar 22,55 persen secara Year-on-Year (yoy) mencapai Rp4,67 triliun.
David Wirawan selaku Senior Vice President Finance Amar Bank menambahkan, pihaknya konsisten menjaga efektivitas penyaluran kredit dan pengelolaan aset produktif secara prudent, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,84 persen. Selain itu, rasio BOPO juga mengalami tren penurunan, mencapai 85,82 persen dibandingkan dengan angka sebelumnya yaitu 121,20 persen pada Juni 2022.
“Kinerja positif pada kuartal kedua ini membuktikan komitmen Amar Bank yang terus mempertahankan profitabilitas dan semangat dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis sepanjang tahun 2023,” kata David.
David menambahkan, ke depannya Amar Bank akan mempertahankan kinerja positifnya dengan menyediakan layanan keuangan digital yang inovatif terutama individu dan UMKM yang masih memiliki keterbatasan akses terhadap layanan keuangan.