BCA Tak Revisi Target Pertumbuhan Kredit, meski Harga BBM Naik
Masih optimis, BCA pasang target pertumbuhan kredit 10%.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tidak merevisi target pertumbuhan kredit meski terdapat gejolak naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur BCA Haryanto T Budiman saat ditemui di Hotel Kempinski Jakarta, Senin (5/9).
Dirinya menyebut, optimisme tersebut sejalan dengan masih meningkatnya rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) di 81 persen hingga memasuki kuartal III-2022. Sedangkan untuk porsi deposito di CASA lanjut Haryanto hanya 19 persen.
"Kita optimis karena di kita CASA nya, dana murahnya tinggi. Jadi CASA rasio kita 81 persen ya, jadi ketergantungan kita pada suku bunga depostio juga enggak terlalu tinggi," ujar Haryanto.
Makin optimis, BCA pasang target pertumbuhan kredit 10%
Haryanto juga menambahkan, pihaknya masih optimis dapat mencapai target pertumbuhan kredit di 8 persen sampai 10 persen pada akhir 2022.
"So far so good (penyaluran kredit). Kita sih terus terang masih confidence dengan penyaluran kredit (pada 2022)," kata Haryanto.
Haryanto meyatakan, target tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan target pertumbuhan kredit pada awal tahun di 6 persen hingga 8 persen.
BCA terus dukung kebijakan Pemerintah
Haryanto menyebut, pihaknya mendukung penuh penyesuaian harga BBM bersubsidi. Keputusan tersebut dinilai positif untuk menyehatkan APBN. "Karena ini tujuannya untuk menyehatkan anggaran, dan sudah dipertimbangkan masak-masak oleh pemerintah," ucap dia.
Sebelumnya, Pemerintah telah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar subsidi pada Sabtu (3/9). Harga Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian harga Solar subsidi juga naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Kenaikan harga tersebut tentu berdampak ke sejumlah bisnis.