Jelang Akhir Tahun, Cek Kesehatan Finansial Kita Dengan 5 Indikator
Lunasi hutang hingga jaga cash flow.
Jakarta, FORTUNE – Jelang akhir tahun, sejumlah orang biasanya melakukan evaluasi hingga resolusi untuk memperbaiki kondisi Kesehatan Finansial dan bersiap untuk langkah berikutnya. Apalagi, pada tahun 2023 tak sedikit masyarakat yang menghabiskan waktu dan dana untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan seperti pergi ke festival musik, hingga berlibur di dalam atau pun di luar negeri, khususnya bagi keluarga muda generasi sandwich.
Fakta dari survei Katadata Insight Center dan Astra Life pada 2021 lalu mencatat, 88,1 persen generasi sandwich memilih menabung untuk menjaga asetnya. Sedangkan 69,8 persen sudah melakukan Investasi di berbagai instrumen.
Alternate & Direct Business Group Head Astra Life, Windy Riswantyo selaku Marketing mengatakan, saat ini penting memiliki tujuan hidup jangka pendek dan jangka panjang agar memiliki komitmen dan berusaha menjaga kesehatan finansial.
“Sehingga penting untuk mengetahui berbagai indikator secara menyeluruh mulai dari cash flow, aset, hutang, dana darurat hingga kebutuhan perlindungan jiwa dan kesehatan, sebab bisa saling berkaitan serta dapat menjadi bekal di tahun berikutnya,” kata Windy melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (28/11).
Data kesadaran generasi sandwich untuk menabung hingga investasi tersebut mungkin bisa jadi angin segar untuk dapat memperhatikan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan indikator kesehatan finansial. Namun demikian, ini ada 5 indikator untuk mengecek kesehatan finansial, berikut indikatornya:
1. Menjaga cash flow tetap positif
Menerapkan gaya hidup hemat boleh saja, asalkan tidak pelit untuk diri sendiri dan keluarga. Misalnya saja untuk memenuhi gizi harian, harus tetap diperhatikan agar tidak jatuh sakit hingga akhirnya mengeluarkan biaya yang cukup mahal untuk biaya pengobatan.
Tentu budgeting sangat diperlukan, catat pengeluaran harian keluarga hingga dapat menganalisa bocor halus pada pengeluaran bulanan. Selanjutnya, agar cash flow tetap positif, bisa juga mulai memikirkan cara untuk menambah penghasilan dengan meningkatkan skill atau karir.
2. Lunasi hutang konsumtif dengan bijak
Selesaikan hutang yang sudah dimulai. Sebisa mungkin kurangi hutang konsumtif agar tidak menghambat aktivitas finansial lainnya. Hal salah kaprah dan biasa dijumpai adalah melunasi hutang dengan cara berhutang. Hal tersebut termasuk cara yang tidak bijak, alhasil hutang akan semakin menumpuk.
3. Jaga efektivitas dana darurat
Sebaik-baiknya melakukan perencanaan keuangan, ada risiko-risiko yang bisa mengancam gagalnya tercapainya tujuan finansial, seperti membetulkan aset yang rusak hingga terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Sehingga penting untuk memiliki dana darurat. Idealnya, besar dana darurat 3 sampai 6 kali pengeluaran bulanan, karena biasanya seseorang membutuhkan waktu 3 hingga 6 bulan untuk mendapatkan pekerjaan atau sumber penghasilan baru bila terkena PHK.
4. Asuransi jiwa untuk pencari nafkah
Selain risiko terkena PHK, ada juga risiko-risiko kehidupan yang lebih berat yang berakibat pada terhentinya sumber nafkah seperti terkena penyakit kritis hingga tutup usia dini. Untuk itu, penting bagi pencari nafkah untuk memiliki Asuransi jiwa sebelum melakukan investasi.
5. Tingkatkan aset saham dan investasi
Bila menabung dilakukan untuk menjaga aset, maka investasi perlu dilakukan untuk mengembangkan aset, khususnya dalam melawan berkurangnya nilai aset akibat inflasi.
Namun sebelum melakukan investasi, perlu memahami dengan benar risiko-risiko investasi agar terhindar dari investasi bodong serta dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dari rendah hingga tinggi.