Laba PaninBank Terkontraksi 41% jadi Rp1,82 Triliun, Ini Penyebabnya
Kredit PaninBank terkontraksi 3,9% di 2021.
Jakarta, FORTUNE – PT Bank Panin Tbk (PaninBank) membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) konsolidasi senilai Rp 1,82 triliun. Nilai tersebut terkontraksi sekitar 41 persen secara year on year (yoy) bila dibandingkan dengan tahun 2020 lalu yang mencapai Rp3,12 triliun.
Presiden Direktur PaninBank Herwidayatmo mengatakan, penurunan tersenut terjadi lantaran PaninBank terus meningkatkan pencadangan untuk mengantisipasi penurunan kualitas portfolio kredit bank dan kredit anak perusahaan.
"PaninBank membukukan biaya cadangan sebesar Rp 5,25 triliun," kata Herwidyatmo melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (28/3).
Dengan demikian, lanjut Herwidyatmo, laba operasional sebelum pencadangan dan pajak mencapai Rp7,67 triliun atau tumbuh 15 persen dibanding tahun 2020.
Kredit terkontraksi 3,9%
Secara keseluruhan, kredit yang disalurkan PaninBank juga tercatat terkontraksi 3,9 persen menjadi Rp124,84 triliun.
Namun demikian, kredit di segmen institusional banking yang terdiri dari pembiayaan kepada lembaga keuangan dan BUMN naik sebesar 18,4 persen mencapai Rp 24,9 triliun.
Dirinya juga menyatakan, untuk pertumbuhan kredit di segmen korporasi dan komersial juga sedikit terhambat ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan penerapan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas portofolio kredit.
Giro dan tabungan masih tumbuh 7,2%
Herwid juga mengkalim posisi likuiditas bank masih terjaga dengan baik yang tercernin pada peningkatan giro dan tabungan sebesar 7,2 persen yang menjadi Rp 60,5 triliun.
Sehingga rasio CASA meningkat menjadi 45,12 persen dari sebelumnya 39,4 persen. Selain itu, posisi LDR 88,05 persen dan NSFR mencapai 144 persen.
Terus jaga kualitas NPL
PaninBank berhasil menjaga pengelolaan kualitas aset yang sehat melalui penerapan prosedur penilaian risiko yang sangat hati-hati dan teliti serta mendorong pemulihan kredit yang direstrukturisasi menjadi normal kembali.
Dengan upaya tersebut Non-Performing Loan (NPL) dapat dipertahankan di level yang aman. Rasio NPL gross sedikit meningkat ke level 3,54 persen, sedangkan NPL net berhasil dijaga pada level 0,81 persen.
"PaninBank melakukan upaya berkelanjutan untuk perbaikan NPL melalui restrukturisasi kredit bemasalah, mengelola kredit-kredit yang direstrukturisasi agar kembali normal dan lancar, dan pertumbuhan kredit lancar," katanya.
Dari sisi permodalan, PaninBank terus ditingkatkan dan telah mencapai Rp45,4 triliun. Selain itu, Capital Adequacy Ratio (CAR) juga terjaga dengan kuat sebesar 29,86 persen, meningkat dibanding pada periode yang sama tahun lalu yaitu 29,58 persen.