Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Transaksi Mata Uang Lokal Antarnegara Capai US$11,7 miliar

ilustrasi rupiah dan emas (pexels.com/Robert Lens)
ilustrasi rupiah dan emas (pexels.com/Robert Lens)
Intinya sih...
  • Nilai transaksi LCT mencapai US$11,7 miliar hingga pertengahan 2025
  • Nasabah pengguna LCT naik 45% dibandingkan tahun sebelumnya
  • LCT berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah dinamika global maupun domestik

Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi mata uang lokal antarnegara atau Local Currency Transaction (LCT) mencapai US$11,7 miliar hingga pertengahan 2025. Nilai ini meningkat tajam bila dibandingkan dengan semester I-2024 yang hanya US$4,70 miliar.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Filianingsih menegaskan bahwa capaian tersebut didukung oleh upaya menjangkau pemanfaatan LCT lebih luas di berbagai sektor dan wilayah, termasuk perluasan partisipan Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Perluasan kerja sama LCT terus dilakukan dengan penambahan negara mitra baru, yaitu Korea Selatan pada September 2024 dan Uni Emirat Arab pada Januari 2025. 

“Kerjasama dengan negara mitra eksisting seperti Malaysia dan Thailand, juga terus diperkuat melalui perluasan cakupan transaksi untuk mendukung investasi portofolio, yang mulai diimplementasikan Maret 2025 serta  penandatangan MoU penguatan LCT dengan Tiongkok,” kata Filianingsih melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (28/7).

Nasabah pengguna LCT naik 45%

ilustrasi rupiah dan mata uang lain (freepik.com)
ilustrasi rupiah dan mata uang lain (freepik.com)

Bukan hanya nilai transaksinya saja, rata-rata jumlah nasabah LCT juga tumbuh signifikan, atau meningkat sekitar 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk itu, Satuan Tugas Nasional LCT juga akan terus mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Filianingsih menambahkan, perluasan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara diharapkan dapat semakin berkontribusi nyata terhadap penguatan stabilitas makroekonomi nasional, sekaligus memitigasi risiko volatilitas nilai tukar yang bersumber dari dinamika global. 

Ke depan, Kementerian/Lembaga anggota Satgas Nasional LCT juga akan makin memperkuat koordinasi dan sinergi kebijakan, serta menyelaraskan program kerja lintas sektor, termasuk melalui asesmen, survei berkala, dan pertukaran data, untuk mengoptimalkan implementasi LCT serta memastikan dampak positifnya bagi masyarakat.

LCT jaga stabilitas ekonomi nasional

ilustrasi rupiah (pexels.com/Robert Lens)
ilustrasi rupiah (pexels.com/Robert Lens)

Pada kesempatan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan menyoroti peran penting LCT dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi, di tengah dinamika global maupun domestik. 

“Pemerintah telah mengupayakan berbagai kebijakan baik untuk memitigasi dampak kebijakan tarif AS dan geopolitik global, melalui proses negosiasi tarif dengan AS dan juga menyepakati I-EU CEPA, serta terus melakukan mitigasi risiko domestik melalui berbagai stimulus untuk menjaga daya beli dan mendorong konsumsi serta investasi,” kata Ferry.

Mengingat risiko global masih berpotensi mengganggu stabilitas nilai tukar, Ferry Irawan mengajak Kementerian dan Lembaga terkait untuk berkomitmen sesuai peranannya dalam mendorong perluasan penggunaan LCT, terutama pada sektor-sektor ekonomi potensial seperti sektor Pertambangan, Mineral, dan Migas serta sektor Pertanian dan Agroindustri.

Perkembangan positif LCT sejalan dengan komitmen dan konsistensi Satgasnas LCT dalam melakukan penguatan sinergi antarotoritas dan mitra strategis, penyesuaian kebijakan insentif, serta sosialisasi yang targeted, terintegrasi, dan terencana, termasuk kepada pelaku usaha ekspor-impor.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us