Jakarta, FORTUNE – Komunitas Jakarta Wine Club Series bersama Ashta Mall District 8 menggelar Jakarta Wine Festival pada 31 Agustus-2 September 2023. Acara ini membawa konsep edukasi seputar minuman wine bagi berbagai kalangan.
Pemrakarsa acara sekaligus pendiri Jakarta Wine Club, Pritha Casadevall, mengatakan bahwa Jakarta Wine Festival akan fokus pada edukasi minuman wine kepada lebih banyak lagi lapisan masyarakat. “Customer yang berada di Jakarta, khususnya di wilayah selatan, ingin sekali diedukasi, tapi tidak tahu ke mana. Mereka ingin sekali tasting wine yang lebih banyak tapi kalau ke retail jenis untuk wine by the glass tidak banyak,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (30/8).
Menurutnya, persiapan acara bertema ‘Art of Celebration’ ini hanya sekitar 3 bulan, tapi diharapkan bisa meningkatkan animo masyarakat di luar industri wine untuk bisa mendapatkan akses ke acara-acara seperti international wine festival. “Customer bisa memiliki pengalaman untuk mengetahui tidak hanya jenama wine internasional, yang dibawa oleh para importir, tapi juga bisa mengapresiasi produk lokal yang berkembang di Indonesia,” ujarnya.
Dalam acara ini, ada total 20 workshop mengenai wine, seni, kuliner, kesehatan mental, dan sustainability. Berbagai workshop dirancang untuk pemula di dunia wine hingga para expert. Ada juga pengenalan gelas wine, cara membaca menu wine, dan lainnya.
Selain itu, ada wine and cheese pairing, wine and seafood pairing, serta food pairing dengan chef ternama. Bahkan, sertifikasi Wine & Spirit Education Trust (WSET) level 1 juga masuk dalam program Jakarta Wine Festival.
Target
Pritha menyebut, acara ini diharapkan bisa meraup transaksi penjualan sebesar-besarnya, meski edukasi adalah fokus utama dari Jakarta Wine Festival. “Kami rely on penjualan token yang dijual per lembar yang bisa ditukarkan untuk 5 tasting wine dan 1 gelas,” katanya.
Para pengunjung tentunya dapat mencoba wine dan makanan yang dihadirkan. Lebih dari 300 jenis wine lokal dan mancanegara dapat dicicipi dengan cara membeli token wine tasting seharga Rp349.000. Sementara, token food senilai Rp200.000, dapat ditukarkan cheese platter, oyster, dan makanan di tenant Ashta yang berpartisipasi.
Membangun ekosistem
Pritha mengakui bahwa membangun industri wine sebagai sebuah ekosistem menjadi tantangan yang tak mudah bagi komunitas yang dibangunnya. Jakarta Wine Festival ini lebih mengarah pada konsep Business to Consumer (B2C), sehingga edukasi dan peluang untuk lebih menyentuh lapisan masyarakat yang lebih luas bisa semakin besar.
Tantangannya, Jakarta Wine Festival harus bisa meyakinkan berbagai pihak yang diajak kerja sama, seperti Ashta, para importir, jenama-jenama wine lokal yang makin berkembang, dan para pendukung lainnya. “Jadi, sebagai penyelenggara, saya bisa pastikan apa yang kami hadirkan di sini adalah peluang baik bagi mereka untuk mengenalkan produk yang mereka bawa ke pasar yang lebih luas lagi, di Jakarta Selatan,” katanya.