Jakarta, FORTUNE – Mercedes-Benz terus berupaya memaksimalkan model kendaraan all-electric rilisannya di Indonesia dengan menghadirkan Mercedes-Benz EQS Edition One, varian Electric Vehicle (EV) paling eksklusif karena hanya tersedia terbatas 12 unit saja di Tanah Air.
CEO PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Roelof Lamberts, mengatakan Mercedes EQS Edition One merupakan puncak dari eksklusivitas dan inovasi.
“Komitmen kami terhadap keunggulan terlihat dalam setiap detailnya, mulai dari desain yang memukau hingga teknologi canggihnya,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Jumat (10/11).
Sebenarnya, kata Roelof, Mercedes-Benz EQS Edition One telah diluncurkan sejak ajang Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) yang berlangsung pada Agustus 2023. Varian EV termahal Mercedez-Benz di Indonesia ini dibanderol dengan harga Rp3,95 miliar (off the road) dan Rp4,07 miliar (on the road).
Spesifikasi premium
Roelof mengatakan Mercedes-Benz EQS Edition One pada dasarnya merupakan edisi khusus dari EQS 450+ AMG Line yang telah diluncurkan sejak 2022. Namun, perbedaan paling mencolok memang hadir dari eksklusivitasnya yang hadir dalam satu pilihan warna khusus two-tone, perpaduan obsidian black pada paruh atas dan high-tech silver pada paruh bawah body kendaraan.
Selain itu, kesan mewah juga terlihat dari penggunaan lapisan kulit Nappa dengan palet warna neva grey/reflex blue ditambah dengan MBUX hyperscreen berlayar OLED 12,3 inci, yang memberinya sentuhan futuristik. Sudah begitu, terdapat detail pada sekeliling body EQS Edition One yang membuatnya tampil berbeda, seperti badge ‘edition one’ pada bagian kaca depan dan door sill panel.
Mercedes-Benz EQS Edition One juga dilengkapi dengan AMG Line Exterior dan AMG bodystyling, dengan desain radiator grille bermotif logo khas Mercedes-Benz. Sementara, roda AMG multi-spoke light-alloy berukuran 21 inci, memberikan sentuhan sporty sekaligus elegan.
“Kami menghadirkan EQS Edition One sebagai pilihan paling istimewa dan eksklusif bagi para pelanggan yang ingin memiliki kendaraan all-electric Mercedes-Benz,” kata Roelof.
Menyoal performanya, EQS Edition One mengandalkan baterai lithium-ion high-voltage berkapasitas 107,8 kWh dan torsi 565 Nm, dengan jarak tempuh 770 km dalam sekali pengisian, sehingga menjadi yang terjauh di antara kendaraan listrik mana pun di dunia.
EV ini dapat mencapai kecepatan 100 km/jam dalam 6,2 detik, dan berkecepatan maksimum 210 km/jam.
Efisiensi jadi kunci
Sementara itu, Head of Public Relations MBDI, Alfine Alfansha, mengatakan hingga saat ini yang masih menjadi tantangan dalam menjual lini EV Mercedes-Benz di Indonesia adalah ketersediaan infrastruktur seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang masih terbatas.
Alfine menyebut bahwa sejauh ini pembeli varian EV Mercedes-Benz merupakan konsumen loyal yang sebelumnya sudah memiliki varian Internal Combustion Engine (ICE) dari Mercedes-Benz.
“[Pembeli baru) belum merasa secure dan comfortable untuk membeli seri EQ,” katanya kepada Fortune Indonesia.
Mercedes-Benz, kata Alfine, memiliki target global untuk memastikan semua unit yang dijual adalah EV pada 2039 (Ambition 2039). Oleh sebab itu, salah satu upaya yang dilakukan oleh MBDI adalah terus mengedukasi para konsumen tentang keuntungan efisiensi yang ditawarkan seri EQ, terutama berkenaan dengan ongkos kepemilikan yang mesti ditanggung secara keseluruhan (total cost of ownership).
“Berapa sih biaya yang dikeluarkan konsumen dalam periode tiga tahun, termasuk harga beli mobilnya, beli bahan bakarnya, biaya perawatannya? Itu kalau kendaraan listrik sebenarnya jauh lebih murah dari sisi total spending,” ujar Alfine. “Secara pengeluaran lebih efisien dan secara performa enggak kalah dengan ICE.”