Jakarta, FORTUNE – Produsen Scotch Whisky, The Balvenie, menegaskan keteguhannya dalam mempertahankan cita rasa minuman whisky berkualitas tinggi, melalui cara tradisonal yang disebut Five Rare Crafts, sejak tahun 1982.
On Trade Specialist William Grant & Sons, Kurniawan K. Wawan, mengatakan bahwa The Balvenie konsisten menawarkan semangat dan dedikasi sejati dalam setiap Whisky yang sudah diproduksi selama 130 tahun.
“Kami bangga dengan tradisi dan keahlian yang kami miliki dalam setiap aspek dari keseluruhan proses pembuatan wiski. Hal ini menjadikan kami satu-satunya penyulingan di Skotlandia yang masih menggunakan barli atau jelai yang ditanam sendiri dan mengoperasikan working floor maltings secara tradisional,” ujar Wawan dalam Media Gathering, ‘The Balvenie, Made by Heart’, Selasa (14/12).
Meski dunia semakin mengandalkan teknologi di berbagai sektor–termasuk pembuatan Whisky berkualitas tinggi–The Balvenie tetap mempertahankan cara tradisional, dengan bertumpu pada penggunaan traditional malting floor, optimalisasi tim coppersmith dan coopers di lokasi produksi, penggunaan tong kayu penyimpanan Whisky berkualitas, dan beberapa proses lainnya.
Cara tradisional yang dikenal dengan Five Rare Crafts ini memastikan The Balvenie bisa menghadirkan Scotch Whisky terbaik dengan karakter yang unik. Proses ini adalah kombinasi dari keahlian, keterampilan dan ambisi, yang pada akhirnya tercermin dalam produk Scotch Whisky berkualitas tinggi.
Malt Master level dunia
Salah satu upaya penting dalam proses pembuatan Scotch Whisky yang dilakukan oleh The Balvenie adalah bekerja sama dengan seorang Malt Master berkelas dunia, David C. Stewart dengan pengalaman yang panjang hingga 6 dekade.
Melansir laman resmi thebalvenie.com, untuk menemukan keseimbangan citarasa dan karakter yang konsisten serta unik pada setiap produk Whisky, David bisa menghirup aroma dari sekitar 30 tong Whisky dalam sehari. Bahkan, hingga kini ia sudah menganalisis aroma lebih dari 400.000 tong Whisky Balvenie.
Selanjutnya, David memutuskan tong mana yang dapat dibotolkan setelah 12 tahun, apa yang akan diselesaikan dengan sempurna di kayu ek halus, atau apa yang akan matang menjadi 21, 30 tahun dan seterusnya. Inilah salah satu kunci penting untuk menghasilkan berbagai varian Scotch Whisky yang jadi koleksi langka The Balvenie.
“Dedikasi keahlian yang tinggi dan curahan hati dalam setiap botol wiski yang membedakan kami dari merk lain. Karena butuh keahlian untuk membuat sesuatu yang hebat, namun butuh curahan hati untuk membuat sesuatu yang luar biasa, dan kami menyebutnya The Ultimate Craftsmanship,” kata Wawan.
Cask Finishes Collection
Fortune Indonesia berkesempatan untuk mencoba salah satu rumpun koleksi terbaru Scotch Whisky The Balvenie bertajuk ‘Cask Finishes Collection’ yang mengeksplorasi rasa lembut yang dihasilkan dari cita rasa vanila dan madu yang khas.Sseluruh varian dari koleksi ini turut diproduksi dengan teknik khusus yang merupakan buatan tangan.
Teknik yang digunakan oleh David C. Stewart dalam mengkurasi koleksi ini adalah Cask Finishing. Teknik ini melibatkan pengambilan mature liquid dalam satu tong untuk waktu yang lama dan memindahkannya ke tong yang berbeda dalam waktu yang lebih singkat untuk menambahkan lapisan sensasi rasa yang berbeda.
Adapun koleksi ini meliputi beberapa varian, yakni ‘Double Wood’ yang telah berusia 12 tahun, ‘Caribbean Cask’ yang telah berusia 14 tahun, ‘French Oak’ yang telah berusia 16 tahun, dan ‘Portwood’ yang telah berusia 21 tahun.
Setiap varian ini memiliki ciri khas dan karakter unik yang berbeda, misalnya Double Wood yang bercitarasa cukup manis dengan aroma whisky klasik yang cukup kuat; varian Caribbean Cask yang cukup difavoritkan dengan sedikit rasa khas Rhum; French Oak yang menghadirkan aroma bunga Lotus dan Geranium serta keunikan rasa fruity; atau Portwood dengan kepakatan Whisky yang menonjol.