Jakarta, FORTUNE - Musim panas identik dengan liburan dan menjadi waktu yang tepat untuk memulai perjalanan di Eropa. Musim panas di Eropa ditandai dengan matahari yang bersinar cukup terik sepanjang hari tapi udaranya tetap sejuk dan nyaman, setidaknya jika dibandingkan kemarau di Indonesia. Anda yang ingin menikmati musim panas di Eropa, bisa berkunjung di antara bulan Juni sampai dengan bulan September setiap tahunnya.
Tak hanya melepas kepenatan dan menikmati pemandangan, Anda dapat menikmati suasana, budaya, dan memuaskan hasrat seni. Dirangkum dari AFP Relaxnews, berikut adalah empat pameran seni pilihan untuk dilihat saat dalam perjalanan Anda.
“Donatello, The Renaissance” di Museum Nasional Bargello di Florence (Italia)
Pada zamannya, Donatello dianggap sebagai master of masters. Dia menciptakan kembali patung jauh sebelum Michelangelo, Raphael, Masaccio, dan bahkan Leonardo da Vinci. Museum Bargello di Florence dan Castello Sforzesco di Milan telah bergabung untuk menggelar pameran yang menelusuri kembali karir menakjubkan Donatello.
“Donatello, The Renaissance” menyatukan 130 karya dari sekitar 60 museum dan institusi budaya seperti Galeri Seni Nasional di Washington, Museum Victoria dan Albert di London, dan Louvre di Paris.
Beberapa dari karya-karya ini belum pernah disatukan sebelumnya atau sebelumnya tidak pernah meninggalkan tempat asalnya di Siena, Padua atau Ferrara. Ini adalah kasus "Pesta Herodes," patung relief perunggu berlapis emas yang dibuat untuk Baptistery Siena San Giovanni, atau pintu perunggu sakristi tua Basilika San Lorenzo di Florence.
Retrospektif yang luas ini juga mencakup banyak lukisan oleh orang-orang sezaman yang dipengaruhinya, termasuk Mantegna, Bellini dan Masaccio. Ditampilkan hingga 31 Juli di Museum Nasional Bargello, "Donatello, The Renaissance" akan menghadirkan dua pameran pelengkap dan orisinal tentang pematung Renaisans.
Satu akan dipentaskan di Gemäldegalerie di Berlin pada September 2022, dan yang lainnya akan ditampilkan di Museum Victoria dan Albert di London pada 2023.
“Donatello, The Renaissance” berlangsung hingga 31 Juli di Museum Nasional Bargello di Florence.
“I Call It Art” di Museum Nasional Norwegia di Oslo
Butuh beberapa dekade bagi Museum Nasional Norwegia yang baru untuk dibangun di tepi Fjord Oslo. Namun hal itu sepadan, sebab museum ini mengekspos pameran seni permanen selama berabad-abad, serta menempatkannya setara dengan beberapa museum terbesar di dunia.
Bangunan 54.600 meter persegi ini memiliki ruang pameran seluas 13.000 meter persegi ini dirancang oleh arsitek Jerman Klaus Schuwerk.
Dan pameran pertama yang diselenggarakan Nasjonalmuseet juga sama ambisiusnya. Pameran menempati 2.400 meter persegi khusus di Light Hall, ruang fleksibel untuk pameran sementara museum Norwegia.
“I Call It Art” menyatukan karya-karya 150 seniman dan kolektif Norwegia. Merangkum isu-isu sosial seperti identitas, kepemilikan, kebangsaan dan demokrasi.
Pameran “I Call It Art” juga menantang pengunjung tentang apa yang disebut seni, dan banyak pertanyaan filosofis seputar gagasan itu. Apakah, misalnya, keindahan karya seni mengikuti aturan formal yang objektif? Bisakah yang dangkal dan bahkan yang jelek menjadi karya seni? Jawaban ada musim panas ini di Nasjonalmuseet, Oslo.
“I Call It Art” berlangsung hingga 11 September di Museum Nasional Norwegia di Oslo.
Documenta Fifteen, Kassel (Jerman)
Documenta adalah salah satu peristiwa besar dalam seni kontemporer, bersama dengan Venice Biennale. Setiap lima tahun, Documenta berlangsung di kota Kassel Jerman selama 100 hari. Tahun ini, para pecinta seni dapat menemukan karya lebih dari 1.500 seniman yang dipilih oleh ruang rupa kolektif Indonesia.
Di antara para seniman ada Jimmie Durham, seorang pematung dan penulis esai yang sangat terlibat dalam pembelaan hak-hak sipil penduduk asli Amerika. Pameran juga melibatkan Black Quantum Futurism, duo seniman yang karyanya mempertanyakan sifat waktu dan hubungannya dengan sistem penindasan.
Ada pula karya Marwa Arsanios, seorang seniman, pembuat film, dan peneliti yang karyanya secara khusus berfokus pada relasi gender, kolektivisme, urbanisme dan industrialisasi.
Untuk edisi ke-15 acara tersebut, ruang rupa telah menyatukan serangkaian proyek berdasarkan prinsip “lumbung” di Indonesia–sebuah ruang komunal untuk berbagi hasil panen.
Setidaknya butuh dua hari untuk mengunjungi pameran yang luas ini secara utuh, agar Anda bisa menikmati acara yang sangat berpengaruh di dunia seni ini.
Edisi ke-15 Documenta berlangsung hingga 25 September di Kassel, Jerman.
“Firaun Superstars” di Mucem di Marseille (Prancis)
Apakah Anda pernah mendengar tentang Cheops, Nefertiti, Tutankhamun, Ramses atau Cleopatra? Beberapa raja dan ratu Mesir Kuno telah menjadi ikon internasional. Ada pula Nectanebo dan Teti, yang berjaya di masa lampau.
Mucem Marseille mengeksplorasi fenomena ini dalam "Pharaoh Superstars," sebuah pameran yang menyatukan hampir 300 karya dari koleksi museum, serta dari beberapa koleksi Prancis dan Eropa terbesar.
Ruang pameran tak hanya menampilkan hieroglif Mesir, tetapi juga manuskrip abad pertengahan yang diterangi dan lukisan klasik. Artefak ini mengarahkan pengunjung untuk menemukan eksploitasi dan terutama ketenaran anumerta dari tokoh-tokoh sejarah ini, beberapa di antaranya telah menjadi perlengkapan budaya populer.
Setelah Mucem di Marseille, “Pharaoh Superstars” akan berlangsung dari 24 November 2022 hingga 6 Maret 2023 di Calouste Gulbenkian Museum di Lisbon.
“Pharaoh Superstars” berlangsung hingga 17 Oktober di Mucem di Marseille, Prancis.