5 Alasan di Balik Mahalnya Tas Louis Vuitton

Louis Vuitton menjadi merek mewah paling populer di dunia.

5 Alasan di Balik Mahalnya Tas Louis Vuitton
Toko Louis Vuitton di Champs-Élysées di Paris/Dok Marie Thérèse Hébert & Jean Robert Thibault/Wikimedia Commons)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Louis Vuitton, jenama yang identik dengan kemewahan ini telah mengukir ceruknya di dunia mode kelas atas. Meskipun produk mereka sangat beragam tetapi mendapat tempat khusus, tidak hanya karena gayanya tetapi juga karena harganya yang mahal.

Pertanyaan yang masih menjadi perbincangan hingga bagi banyak orang hingga kini adalah mengapa tas Louis Vuitton begitu mahal? Mari kita memulai perjalanan ke dunia rumah mode asal Prancis yang didirikan pada tahun 1854 oleh Louis Vuitton ini. Melansir The Times of India,Apa rahasia di balik harga premium dan ketenarannya?  


 

Seni pengerjaan dan komitmen

Keterampilan tingkat tinggi menjadi inti dari setiap produk Louis Vuitton. Jenama ini terus-menerus berupaya mencari bahan terbaik, mulai dari kulit yang berkualitas hingga kanvas Monogram yang ikonik. Dedikasi terhadap kualitas dan keberlangsungan produk adalah faktor yang turut mempengaruhi harganya yang tinggi.

Louis Vuitton sangat memperhatikan setiap aspek, termasuk perangkat keras, resleting, jahitan, dan bahkan detail terkecil, yang semuanya harus memenuhi standar kualitas yang ketat. Kepedulian tanpa kompromi terhadap detail ini menghasilkan produk yang tidak hanya menggambarkan kemewahan, tetapi juga tahan lama.

Proses pembuatan tas Louis Vuitton adalah suatu bentuk seni. Pengrajin yang sangat terampil dengan teliti mengolah detail yang rumit, melakukan jahitan dengan akurasi tinggi, dan mencapai hasil akhir yang sempurna. Proses produksi tidak hanya memakan waktu, tetapi juga membutuhkan tingkat keahlian yang tinggi, yang pada akhirnya menambah biaya produksi. Beberapa produk Louis Vuitton bahkan memerlukan beberapa hari untuk diselesaikan, sementara desain yang lebih rumit mungkin memerlukan beberapa minggu untuk dibuat.

Eksklusivitas

Dari hari ke hari, Louis Vuitton terus berinovasi dan melejit di antara kalangan atas. Namun, LV sengaja membuat produk berkualitas tinggi, eksklusif, dan terbatas sehingga langka di pasaran. Strategi ini tidak hanya membuat menimbulkan aura eksklusivitas, tetapi juga membuat tas mereka banyak dicari.

Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tentu akan mempengaruhi harganya di pasaran, termasuk di secondary market. Memiliki tas Louis Vuitton berarti berinvestasi pada sebuah sejarah fesyen, di mana lebih sedikit tas memastikan tas tersebut tetap eksklusif dan mempertahankan nilainya seiring waktu.

Inovasi dan desain terdepan

Inovasi menjadi DNA dibalik kekuatan desain Louis Vuitton. Sejak awal, LV berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menempatkan diri sebagai trend setter dalam dunia fesyen.

Bisa dilihat bahwa setiap musim selalu ada gaya dan teknik terbaru yang membuat desainnya segar dan menarik. Komitmen untuk tetap menjadi yang terdepan mengokohkan status premium LV.

Rumah mode ini terus mencari cara bagaimana berinovasi melampaui estetika tanpa mengabaikan aspek fungsionalitas tas mereka. Tak hanya itu, LV juga berkonsentrasi pada tindakan antipemalsuan hingga sistem penutupan dan penguncian yang inovatif. Hal ini tidak hanya meningkatkan kegunaan tas tetapi juga berkontribusi terhadap eksklusivitasnya.

Dedikasi Louis Vuitton untuk tetap menjadi yang terdepan dalam desain terbukti melalui kolaborasi dengan seniman dan desainer ternama. Koleksi edisi terbatas yang dirancang melalui kemitraan dengan seniman seperti Jeff Koons, Yayoi Kusama, dan Stephen Sprouse telah menciptakan tas yang memiliki karya seni sekaligus aksesori fesyen. Selain itu, mereka menggandeng aktor ternama menjadi brand ambassador hingga menyesuaikan merek dengan K-Pop dengan menggandeng Song Jong Ki hingga BTS sebagai duta merek Louis Vuitton

Legacy: Lebih dari sekedar tas

Kisah Louis Vuitton bermula pada pertengahan abad ke-19 ketika Louis Vuitton muda tiba di Paris dan memulai karirnya sebagai pakar dalam pembuatan koper. Kemampuannya dan kecerdikannya dengan pesat diakui hingga membawanya menjadi pembuat koper resmi untuk Permaisuri Eugénie de Montijo, istri dari Napoleon III.

Kanvas monogram yang menampilkan pola LV yang sangat dikenal, diperkenalkan pada akhir abad ke-19 dan menjadi lambang kemewahan serta eksklusivitas. Dengan lebih dari 150 tahun berkomitmen dalam menciptakan produk-produk mewah, reputasi keunggulan Louis Vuitton menambahkan nilai yang diakui dari barang-barang mereka. Tas-tas Louis Vuitton bukan sekedar sekedar barang, melainkan bagian dari sejarah, perwujudan dari gaya yang abadi, dan bagian yang tak terpisahkan dari warisan.

Louis Vuitton juga menorehkan sejarah dengan menjadi koper resmi untuk trofi Piala Dunia FIFA sejak tahun 2010. Koper istimewa berwarna perak untuk melindungi trofi dibuat dengan tangan oleh Louis Vuitton di Asnieres, workshop khususnya.

Disinyalir, harga koper khusus trofi Piala Dunia Fifa tersebut dibanderol  £5.800 atau kisaran Rp107.939.798. Namun, masih ada produk LV yang lebih mahal, seperti Louis Vuitton Tribute Patchwork Bag seharga Rp1 triliun, Urban Satchel Bag seharga Rp2,5 triliun, Louis Vuitton New Age Traveler Duffel Bag seharga Rp3 triliun, Keepall 45 Bandouliere Bag seharga Rp4,5 triliun, dan Patchwork Don yang harganya paling fantastis mencapai Rp5 triliun.

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

IDN Channels

Most Popular

Daftar Sektor Berpotensi Tuah Manfaat Program Prabowo-Gibran
Sritex (SRIL) Pailit, Bagaimana Nasib Investor Publik dan Sahamnya?
BEI dan Target IPO 2025, Juga Upaya Mewujudkannya
Sritex Dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang
52 K/L Belum Pungut Denda dan Kurang Bayar, Total Rp3,44 Triliun
Laba Bersih Kuartal III Anjlok 28%, Unilever Enggan Ikut Perang Harga