Jakarta, FORTUNE - Di dalam kancah fesyen ramah lingkungan di Kenya, Nairobi telah menjadi pemimpin dalam selama beberapa dekade. Bagaimana strateginya dalam langkah keberlanjutan dan menerapkan inisiatif lokal?
Melansir Vogue Business, Jumat (1/9) selama beberapa dekade, Kenya telah mengembangkan pariwisata berkelanjutan, dengan menjaga keseimbangan antara mendukung masyarakat lokal dan pengunjung. Tak hanya itu, mereka melestarikan satwa liar yang sangat beragam. Kini kenya juga melakukan hal yang sama dengan fesyen berkelanjutan.
Kaitan antara satwa liar dan fesyen terlihat jelas melalui ruang-ruang seperti Wildlife Works, produsen pakaian yang berlokasi di Suaka Margasatwa Rukinga.
Produsen pakaian lainnya, Soko Kenya, yang bermitra dengan Asos pada koleksi Asos Made in Kenya, pernah mendandani Michelle Obama. Merek lokal termasuk LilaBare dan Katush juga menunjukkan potensi label buatan Afrika.
Namun, pasar pakaian di Kenya bukannya tanpa masalah – pasar ini merupakan salah satu dari lima importir pakaian bekas terbesar di dunia dan menghadapi apa yang disebut “kolonialisme limbah” dari negara-negara Utara.
Meskipun demikian, ada banyak hal yang menjanjikan seiring dengan upaya para pemimpin masyarakat di seluruh kota Nairobi untuk mengubah pola pikir mengenai masa depan keberlanjutan dalam bidang fesyen dan desain di tingkat lokal.