Dampak Melemahnya Pasar, Sephora Pangkas 120 Pekerjaan di Cina

Sebelumnya L'Oréal dan Estée Lauder PHK karyawan di Cina.

Dampak Melemahnya Pasar, Sephora Pangkas 120 Pekerjaan di Cina
Dok. Sephora
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Sephora, salah satu merek andalan milik LVMH, telah mengumumkan pemangkasan tenaga kerjanya di Cina. Melansir Financial Times, ada sekitar 120 posisi yang dipangkas di kantor pusat mereka di Cina atau mencakup kurang dari 3 persen dari total 4.000 karyawan. Langkah ini diambil Sephora untuk menyederhanakan struktur organisasi demi memastikan pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Sejatinya keputusan ini mencerminkan tekanan yang dialami Sephora di tengah persaingan ketat dan penurunan daya beli konsumen di negara tersebut. Industri kecantikan sendiri mengalami tantangan yang semakin besar karena persaingan yang semakin kompetitif dan pengaruh  situasi ekonomi global. 

Dalam pernyataannya, Sephora menyatakan bahwa pemangkasan ini merupakan respons terhadap tantangan pasar yang semakin sulit. "Untuk menjamin pertumbuhan berkelanjutan kami di masa depan di Cina, kami perlu menyederhanakan struktur organisasi kami di kntor pusat agar memiliki kemampuan yang tepat untuk bertahan dalam jangka panjang," ujar pihak Sephora.

Perusahaan juga memastikan bahwa karyawan yang terdampak akan menerima paket pesangon, kompensasi, dan dukungan karier.

Industri kecantikan di Cina melemah

Sephora, yang berada di bawah naungan LVMH bersama merek-merek besar seperti Louis Vuitton dan Dior, selama ini terus mencatat pertumbuhan yang kuat di pasar global lainnya, seperti Amerika Utara, Timur Tengah, dan Eropa. Namun, merek ini telah lama menghadapi kesulitan di Cina, meskipun telah membuka 340 toko sejak pertama kali memasuki pasar pada 2005.

Sephora menambah daftar merek yang mengalami dampak akibat lemahnya pasar Cina. Sebelumnya L'Oréal dan Estée Lauder, yang juga melaporkan penurunan permintaan, terutama untuk produk-produk prestisius yang lebih mahal.

Estée Lauder bahkan mengeluarkan proyeksi bisnis yang lebih pesimistis dari yang diperkirakan, terutama karena dampak dari perlambatan penjualan di Cina daratan dan ritel perjalanan Asia.

Pendapatan di divisi ritel selektif LVMH, yang mencakup Sephora, tumbuh sebesar 8 persen pada paruh pertama tahun ini, berkat kinerja kuat Sephora di pasar global, meskipun penjualan tas tangan dan busana siap pakai LVMH mengalami stagnasi.

Namun, meski Sephora berfokus pada pengalaman kecantikan prestisius dan eksklusivitas produk, persaingan dengan merek-merek lokal dan produk yang lebih murah di platform seperti Alibaba dan Tmall tetap menjadi tantangan signifikan di Cina.

Sephora menyatakan komitmennya untuk terus melayani pelanggan di seluruh Cina dan menghadirkan pengalaman kecantikan yang eksklusif dan inovatif. Meski begitu, dalam 18 bulan terakhir, mereka telah menarik diri dari beberapa pasar lain di kawasan Asia, seperti Taiwan dan Korea Selatan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024