Jakarta, FORTUNE - Shein dan Temu, dua raksasa e-commerce asal Cina, telah mengguncang industri mode di Eropa dan Amerika Serikat.
Di AS, keduanya berkompetisi sengit dengan Amazon, sementara di Eropa, mereka menekan pemain besar seperti Zara dan H&M. Daya tarik utama mereka terletak pada harga sangat murah dan beragam produk yang luas, membuat beberapa peritel besar tampak kurang bersaing.
Dilaporkan The Times of India, persaingan ini semakin dirasakan oleh Zara dan H&M, mengingat Temu dan Shein sering kali mampu memberikan harga lebih rendah dan layanan pengiriman lebih cepat, yang sejalan dengan permintaan mode cepat di Eropa.
Namun, belakangan Temu mendapat sorotan tajam di Eropa. Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, dikabarkan telah memulai penyelidikan terhadap Temu karena kekhawatiran bahwa perusahaan ini tidak cukup efektif dalam mencegah peredaran produk ilegal.
Investigasi terkait perlindungan konsumen
Mengutip Associated Press investigasi ini dimulai setelah Temu masuk dalam daftar "platform daring sangat besar" di Uni Eropa, sehingga berada di bawah pengawasan ketat Undang-Undang Layanan Digital (DSA).
Investigasi tersebut berfokus pada potensi pelanggaran DSA, terutama terkait perlindungan konsumen, persaingan adil, dan privasi data. Uni Eropa mengkhawatirkan penjualan produk yang tidak memenuhi standar regulasi, elemen desain adiktif, serta transparansi algoritma rekomendasi.
Regulasi juga mempertanyakan kemudahan “pedagang nakal” untuk kembali berjualan di platform meski sudah ditangguhkan sebelumnya.
Temu, yang dimiliki oleh perusahaan China Pinduoduo, telah menyatakan komitmen mereka untuk mematuhi peraturan Uni Eropa dan menjaga kepentingan konsumen. Namun, platform ini menghadapi risiko denda besar jika penyelidikan menemukan adanya pelanggaran serius.