Jakarta, FORTUNE - Pada momentum hari perempuan internasional, L’Oréal Indonesia merayakan pencapaian satu dekade L'Oréal Beauty for a Better Life (BFBL). BFBL merupakan program keberlanjutan pemberdayaan perempuan yang memiliki keterbatasan sosial ekonomi agar mereka memiliki kehidupan yang lebih sejahtera melalui kecantikan.
Sejak diluncurkan pada 2014, BFBL memberikan pelatihan tata rambut dan tata rias bekerja sama dengan empat Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) di 10 pusat pelatihan di seluruh Indonesia. Sampai saat ini, ada 3.749 perempuan yang telah bergabung di program tersebut.
Adapun pusat pelatihan meliputi beberapa lokasi, yakni Bekasi, Tangerang, Cianjur, Pemalang, Bali, Lombok, Tanjung Balai, Bone, Surabaya, dan Bantul.
Presiden Direktur L’Oréal Indonesia Junaid Murtaza, mengungkapkan pencapaian tersebut tidak terlepas dari empat mitra yang digandeng L’oreal yakni Pekka, CSR Jababeka, Spektra, dan Yayasan Plan International Indonesia.
“Keterlibatan mereka berkontribusi penting dalam mengidentifikasi profil penerima manfaat yang tepat, menyediakan jaringan dan komunitas untuk saling mendukung satu sama lain, serta tentunya untuk operasional program pengembangan keterampilan,” ujarnya dalam acara Perayaan satu Dekade L'Oréal Beauty For a Better Life, Kamis (9/3).
Perempuan lebih berdaya dan percaya diri
Ketimpangan gender dalam jumlah partisipasi angkatan kerja di Indonesia masih menjadi tantangan tersendiri bagi upaya pemberdayaan perempuan. Ini tercermin pada persentase partisipasi angkatan kerja perempuan yang rendah dan hanya mampu mencapai 53 persen.
Jumlah tersebut berbanding jauh dengan tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki yang sudah mencapai 84 persen pada tahun 2022. Salah satu penyebabnya adalah kondisi budaya dan tekanan sosial yang membatasi perempuan untuk mencapai potensi maksimal yang mereka miliki.
PLT. Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Eko Novi Ariyanti mengatakan kunci keberhasilan dari berbagai upaya untuk mengatasi tantangan ketimpangan gender tersebut adalah sinergi pihak pemerintah dan swasta
“Mengajak pihak swasta untuk dapat menyediakan program pelatihan kerja perempuan yang tepat sasaran dan berkelanjutan. Hal ini merupakan bentuk implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional tahun 2021-2024,” ujarnya.
Mengutip survei yang dilakukan L’oreal Indonesia, sebanyak 88 persen alumni BFBL berhasil mendapatkan pekerjaan atau memulai bisnisnya sendiri di industri kecantikan dalam enam bulan pascapelatihan.
Sementara itu, 84 persen peserta yang mengikuti BFBL berstatus pengangguran sebelum mengikuti program. Adapun 98 persen alumni lainnya mengaku keterampilan yang diperoleh dari BFBL berdampak positif terhadap pekerjaan mereka saat ini. Selain melakukan pemberdayaan melalui pelatihan, L’oreal juga melakukan pendampingan moril untuk menaikan kepercayaan diri mereka.
Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability L'Oréal Indonesia, Melanie Masriel, mengatakan bekal keterampilan profesional menjadi faktor penting dalam menumbuhkan rasa percaya diri. Namun, ada aspek kesuksesan lain yang tidak bisa diukur hanya dengan angka statistik.
“Alumni kami merasa berprestasi, berdaya, berdedikasi, dan memiliki harapan baru untuk masa depan yang lebih baik lagi,” katanya.
Perjalanan transformasi dan menghadapi tantangan
L’Oréal Indonesia turut menghadirkan lima sosok alumni inspiratif sebagai perwakilan alumni program BFBL dari seluruh Indonesia. Kelima sosok alumni inspiratif tersebut hadir untuk berbagi kisah sukses mereka dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan mengatasi berbagai rintangan dalam perjalanan transformasinya.
Setiap alumni memiliki latar belakang, tantangan, dan motivasi yang berbeda satu dengan lainnya sebelum akhirnya bergabung dengan BFBL.
Mulyani Azura alumni dari Karawang mengalami bencana rumah runtuh, Dhea Putri Natalia alumni dari Bali menghadapi kenyataan bahwa rumahnya telah terkena bencana kebakaran. Amsiyah alumni yang berasal dari Tangerang, kehilangan pekerjaannya karena di-PHK. Sementara itu, Martiana alumni dari Lombok terpaksa putus sekolah, dan Fitri Wahyuni alumni dari Tanjung Balai adalah seorang penyandang disabilitas.
Berbekal keterampilan di bidang kecantikan dapat membantu perempuan percaya diri menghadapi berbagai tantangan di tengah keterbatasan fisik, sosial, dan ekonomi. Setiap wanita tersebut menunjukkan semangat yang kuat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.
"Melalui kemitraan dan kolaborasi yang strategis dengan LSM lokal, mitra bisnis, dan pemerintah, kami berkomitmen untuk terus menjangkau lebih banyak lagi penerima manfaat melalui pelatihan kecantikan,” kata Melanie.