Jakarta, FORTUNE - Dua jenama fesyen ternama, Adidas dan Gucci akan merilis payung hasil kolaborasi keduanya pada 7 Juni 2022 mendatang. Namun, payung yang dirilis itu menuai banyak kritik oleh pengguna media sosial.
Payung bernama 'Adidas x Gucci Sun Umbrella' itu menerima banyak kritik karena ketidakmampuannya menahan air. Lalu apa jadinya bila payung yang terkenal dengan fungsinya tersebut kini justru bersifat sebaliknya dan dibanderol harga mahal?
Penjelasan Gucci
Payung ikonik yang menandai kolaborasi epic keduanya ini disebut-sebut akan dibandrol dengan harga 1.300 pound sterling atau sekitar Rp24 juta itu didesain dengan corak nyentrik yang khas dari logo kedua brand pada bagian kanopinya, dan bentuk huruf G yang terbuat dari kayu birch pada bagian gagangnya.
Kabar kolaborasi tersebut pun sukses menimbulkan kontroversi dan reaksi heboh netizen yang mempermasalahkan perihal fungsi dasar payung tersebut.
Seolah menjawab kontroversi yang muncul, pada situs resmi Gucci dikutip Senin (23/5), dijelaskan bahwa payung tersebut ternyata bernama "Sun Umbrella", yakni payung yang hanya dikhususkan untuk melindungi diri dari panas matahari. Tak hanya itu, Gucci menjelaskan bahwa payung ini untuk penggunaan dekoratif saja.
Disebut payung "tidak berguna"
Dilansir dari The Guardian, Senin (23/5), payung kolaborasi brand papan atas ini juga diprotes di platform media sosial Cina, Weibo. Salah satu pengguna menyebut, payung tersebut merupakan fashion statement yang sangat besar tetapi tidak berguna.
"Payung kolaborasi yang dijual seharga 11.100 yuan tidak tahan air," tulis seorang warganet yang kecewa dengan produk Gucci x Adidas ini.
"Selama saya miskin, mereka tidak akan bisa menipu saya untuk membayar ini," tulis warganet lainnya.
Tidak hanya di Weibo, kritik juga bermunculan di Twitter. "Bayangkan membeli payung seharga 1.600 dollar AS (Rp24,7 juta) sebagai simbol status, ternyata barang itu tidak melindungi diri dari hujan, kemudian payung itu juga sejak awal tidak pernah dimaksudkan sebagai anti-air," ujar salah satu warganet.
Prospek bisnis barang mewah
Akan tetapi, ada warganet lain mengerti mengapa produk itu mungkin masih menarik. Salah satu pengguna Twitter juga turut mengomentari harga dan kemampuan payung tersebut. Ada yang membayangkan membeli payung premium tersebut sebagai simbol status, lalu mengetahui bahwa benda tersebut memang tidak berfungsi sebagaimana seharusnya.
"Mereka yang bersedia membayar (mahal) menggunakan barang-barang mewah untuk menunjukkan nilai mereka," tulis seorang pengguna.
Terkait hal ini, juru bicara Gucci seolah mengamini prospek bisnis barang mewah. Dia menyontohkan bahwa Cina adalah pasar utama bagi merek-merek mewah terkemuka.
Tahun lalu, penjualan barang mewah naik 36 persen di ekonomi terbesar kedua di dunia, menurut konsultan Bain & Company. Bain juga memprediksi China akan menjadi pasar barang mewah terbesar dalam tiga tahun ke depan.
Kepada majalah Caijing, Gucci menyatakan bahwa produk tersebut tidak direkomendasikan sebagai payung sehari-hari. Pihak Gucci juga menambahkan terkait manfaat payung tersebut. "Nilai kolektor yang baik dan cocok untuk digunakan sebagai aksesori harian," kata juru bicara.
Itulah beberapa hal yang bisa Anda ketahui mengenai payung yang akan segera dirilis oleh Gucci dan Adidas. Bagaimana, apakah tertarik untuk membelinya?