Inilah 10 Museum Tertua di Indonesia

Museum tertua di Indonesia sudah ada sejak berabad lalu.

Inilah 10 Museum Tertua di Indonesia
Museum Wayang/Dok. dinaskebudayaan.jakarta.go.id
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Museum menjadi tempat yang paling tepat untuk mengenang masa lalu dan memaknai sejarah perjuangan bangsa, tapi tahukah Anda ada museum tertua di Indonesia?

Ide untuk membangun museum dimulai dari sekitar 2.500 tahun yang lalu. Contoh museum yang paling terkenal di dunia adalah Louvre Museum, The British Museum, dan Metropolitan Museum of Art

Tak kalah dengan negara lain, Indonesia memiliki banyak museum yang tersebar di seluruh daerah. Museum tertua di Indonesia sudah ada sejak beberapa abad yang lalu. Melansir nusapedia.com, berikut museum tertua di Indonesia yang kami rangkum untuk Anda.

10. Museum Mulawarman (1971)

Museum Mulawarman merupakan salah satu museum tertua di Indonesia. Terletak di Tenggarong, sekitar 45 Km dari Samarinda dan sekitar 110 Km dari Balikpapan. Museum ini resmi dideklarasikan pada tanggal 25 Nopember 1971 oleh Gubernur Kalimantan Timur (Bapak HA Wahab Syahranie), yang kemudian diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 18 Februari 1976. 

Koleksi museum tertua di Indonesia ini meliputi, perhiasan Kerajaan Kutai, keramik dari periode Hindu dan Islam tua tombak, gamelan, tahta, dunia menyapu meriam, dan koleksi dari Sultan Bulungan, Sultan Pasir, Sultan Sambaliung, dan Sultan Gunung Tabur.

Pengunjung dapat berkeliling Istana/Museum dengan berjalan  kaki, berkunjung dari satu ruangan ke ruangan lain yang menyimpan berbagai benda-benda bersejarah. Di sebelah kanan istana, Anda bisa melihat makam raja dan keluarga kerajaan lainya. Tidak jauh dari pemakaman, Anda bisa mampir dan meniti toko-toko suvenir dan kios yang menjual makanan dan minuman.

9. Museum Radya Pustaka (1890)

Merupakan museum tertua di Indonesia dan berada di kota Solo. Museum ini didirikan pada tanggal 28 Oktober 1890. Museum Radya Pustaka telah mendidik dan menginformasikan para pengunjungnya untuk jangka waktu seratus tahun lebih lamanya, dan masih tetap menjadi salah satu museum yang paling ramai dikunjungi. 

Museum ini menampilkan berbagai pameran yang semuanya akan memberi Anda pemahaman yang wajar dari tradisi dan kebiasaan Solo serta Indonesia. Museum Radya Pustaka yang merupakan salah satu museum tertua di Indonesia, dibangun dengan tujuan menyimpan buku dan karya-karya para penyair, penulis dan intelektual dari masa lalu. Bahkan museum terkenal di seluruh kota untuk menampilkan banyak koleksi barang antik, gamelan, keris, wayang, wayang beber gulir, beberapa buku Jawa dan Belanda.

8. Museum Seni Rupa dan Keramik (1870)

Museum Seni Rupa dan Keramik merupakan salah satu museum tertua di Indonesia. Gedung ini didirikan antara tahun 1866-1870, namun baru diresmikan sebagai museum yaitu pada tahun 1976 oleh Presiden Soeharto saat itu. Gaya bangunan ini merupakan satu-satunya bangunan dengan gaya Yunani Klasik di daerah Jakarta Kota.

Berlokasi di kawasan Kota Tua Batavia tepatnya di seberang Museum Sejarah Jakarta dapat Anda temukan Museum Seni Rupa dan Keramik yang merupakan pusat pelestarian seni rupa bertaraf internasional. Museum ini menyimpan, merawat, mengamankan, meneliti, dan memperagakan beragam koleksi keramik dan karya seni rupa dari berbagai masa bukan saja dari Indonesia tetapi juga dari mancanegara.

Museum Seni Rupa dan Keramik menyimpan beragam karya seni rupa dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, grafis, totem kayu, sketsa, dan batik lukis. Di sini dapat Anda lihat sekira 350 buah lukisan dan 1350 buah keramik. 

Salah satu museum tertua di Indonesia ini sangat tepat untuk Anda yang ingin mengamati koleksi keramik Nusantara, Asia, dan Eropa. Mengapa tidak Anda belajar untuk membuat keramik di sini karena Museum Seni Rupa dan Keramik menyediakan waktu khusus bagi pengunjung yang ingin mempelajarinya secara langsung.

Bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik sendiri cukup menarik, yaitu berbentuk atrium yang memiliki bangunan induk bercat putih nan megah. Ada dua buah bangunan sayap berlantai dua melengkapinya di mana masing-masing dipisahkan dua taman yang luas. Untuk menghubungkan kedua bangunan sayap tersebut ada sebuah koridor di bagian belakang. Dari halaman depan gedung museum ini dapat Anda lihat langsung Museum Sejarah Jakarta.

7. Museum Bank Indonesia (1828)

Museum Bank Indonesia terletak di Jl. Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat (depan Stasiun Beos). Gedung ini dibangun pertama kali tahun 1828, hasil peninggalan De Javasche Bank pada masa penjajahan Belanda.

Museum ini awalnya merupakan sebuah rumah sakit Binnen Hospitaal, lalu kemudian digunakan menjadi sebuah bank yaitu De Javashe Bank (DJB) pada tahun 1828. Lalu setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1953, bank ini dinasionalisasikan menjadi bank sentral Indonesia atau Bank Indonesia. 

Kemudian pada tahun 1962, Bank Indonesia pindah ke gedung yang baru. Gedung ini dibiarkan kosong, tetapi dewan gubernur BI menghargai nilai sejarah yang tinggi atas gedung tersebut, sehingga memanfaatkan dan melestarikannya menjadi Museum Bank Indonesia. Museum ini diresmikan pada 15 Desember 2006 oleh gubernur BI, Burhanuddin Abdullah.

Meskipun menjadi salah satu museum tertua di Indonesia,  gedung ini berdiri kokoh, terawat dan cantik. Area parkir tersedia cukup luas. Warna putih membuat gedung ini semakin elegan. Memasuki gedung, suasana kuno sirna sama sekali. Pintu otomatis terbuat dari kaca akan menyambut tamu yang datang.

Terlihat sangat ketat untuk kunjungan ke sebuah museum. Lobi terlihat mewah dengan kondisi yang sangat bersih, dan sangat sejuk walaupun di siang hari terik, karena gedung ini ternyata Full AC Seperti gedung peninggalan Belanda lainnya, di atas pintu masuk Museum Bank Indonesia ini juga menggunakan kaca patri mozaik indah. Kaca patri tersebut merupakan mahakarya seniman Belanda bernama Ian Sihouten Frinsenhouf dengan total 1509 panel kaca patri yang menakjubkan.

6. Museum Taman Prasasti (1795)

Museum Taman Prasasti adalah museum tertua di Indonesia dan menjadi cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda. Museum ini berada di Jalan Tanah Abang No. 1, Jakarta Pusat. 

Koleksi terdiri dari prasasti nisan kuno serta miniatur makam khas dari 27 provinsi di Indonesia, beserta koleksi kereta jenazah antik. Museum seluas 1,2 ha ini merupakan museum terbuka yang menampilkan karya seni dari masa lampau tentang kecanggihan para pematung, pemahat, kaligrafer, dan sastrawan yang menyatu.

Bila berkunjung ke museum tertua di Indonesia ini, Anda tak hanya mengamati benda-benda yang terpajang. Namun, Anda bisa melihat kompleks kuburan tua tokoh penting petinggi Belanda atau orang Eropa pada zaman kolonial. Museum ini berada di area terbuka seluas 1,2 hektar dengan koleksi berupa nisan, patung dan prasasti tua yang bernilai sejarah dan seni tinggi.

Museum Taman Prasasti merupakan salah satu taman pemakaman umum tertua di dunia. Kuburan peninggalan zaman VOC ini sudah berusia 213 tahun dan lebih tua dari pemakaman serupa di Singapura Fort Canning Park (1926), Gore Hill di Sydney (1868), dan La Chaise Cemetery di Paris (1803). Tempat ini bahkan lebih tua dari pemakaman Mount Auburn Cemetery di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat (1831) yang diklaim sebagai TPU modern pertama di dunia. Oleh karena itu, tempat ini sebenarnya layak disebut sebagai warisan budaya dunia dan patut diusulkan ke UNESCO.

Memasuki area pemakaman, nuansa pemakaman Kolonial akan memberikan pengalaman wisata tersendiri dan sempurna untuk kegiatan pengambilan video dan foto. Jelajahi museum ini dan temukan nisan-nisan tokoh penting pada zamannya. Di antara para tokoh sejarah yang makamnya masih ada adalah istri Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Raffles, Olivia Mariamne Raffles, yang meninggal tahun 1814; Dr HF Roll (1867-1935), yaitu penggagas dan pendiri sekolah kedokteran STOVIA; Miss Riboet alias Miss Tjitjih (1900-1965); serta ada pula makam aktivis muda nasional Soe Hok Gie (1942-1969).

5. Museum Nasional Republik Indonesia (1778)

Pada tanggal 24 April, 1778 sekelompok intelektual Belanda mendirikan lembaga ilmiah dengan nama Bataviaasch van Kunsten en Genotschap Wetenschappen, (Batavia Society for Seni dan Ilmu Pengetahuan). Badan swasta ini memiliki tujuan mempromosikan penelitian di bidang seni dan sains, terutama dalam sejarah, arkeologi, etnografi dan fisika, dan menerbitkan berbagai temuan.

Salah satu pendiri JCM Radermacher, menyumbang pembangunan dan koleksi benda budaya dan buku-buku, yang memiliki potensi besar untuk memulai sebuah museum dan perpustakaan bagi masyarakat.

Museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara ini diresmikan pada tahun 1868 oleh Persatuan Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Batavia, tapi secara institusi Museum ini lahir pada tahun 1778, saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen oleh pemerintah Belanda (sekarang Lembaga Kebudayaan Indonesia).

Saat ini Museum Nasional lebih dikenal sebagai Museum Gajah semenjak patung gajah yang dihadirkan oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada 1871 berdiri di depan museum. Namun, pada 28 Mei 1979, namanya resmi menjadi Museum Nasional Republik Indonesia.

Di museum tertua di Indonesia ini, Anda akan menyaksikan berbagai peninggalan dari berbagai era. Berbagai benda yang dipamerkan di museum ini bisa menjawab kehidupan pra sejarah nenek moyang kita dulu. Anda bahkan bisa mengenal peradaban bangsa lain.

Berbagai benda-benda prasejarah yang dipamerkan mulai dari zaman batu seperti artifak, fosil, menhir, arca-arca kuno, prasasti, barang kerajinan dan senjata purba yang berasal dari pelosok Nusantara.  Semua koleksi di dalamnya masuk dalam kategori etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda berharga. Koleksi etnografi museum ini merupakan yang terlengkap di dunia.

Ada pula koleksi keramik dari dinasti Han, Tang dan Ming yang termasuk salah satu koleksi keramik terbesar di dunia, keramik-keramik Asia Tenggara, juga benda-benda kebudayaan Hindu-Jawa. Benda-benda di museum tertua di Indonesia ini dapat membawa Anda mengenang sejarah Indonesia.

4. Museum Benteng Vredeburg (1760)

Museum tertua di Indonesia berikutnya, yakni Museum Benteng Vredeburg. Gedung hasil peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang pertama dibangun pada tahun 1760. Secara historis bangunan ini sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami berbagai perubahan fungsi yaitu pada tahun 1760 - 1830 berfungsi sebagai benteng pertahanan, pada tahun 1830–1945 berfungsi sebagai markas militer Belanda dan Jepang, dan pada tahun 1945–1977 berfungsi sebagai markas militer RI.

Setelah tahun 1977 pihak Hankam mengembalikan kepada pemerintah. Oleh pemerintah melalui Mendikbud yang saat itu dijabat Bapak Daoed Yoesoep atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku pemilik, ditetapkan sebagai pusat informasi dan pengembangan budaya nusantara pada tanggal 9 Agustus 1980.

Pada tanggal 16 April 1985 dipugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum pada tahun 1987. Kemudian pada tanggal 23 November 1992 resmi menjadi "Museum Khusus Perjuangan Nasional" dengan nama "Museum Benteng Yogyakarta".

Bangunan bekas Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk luar masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum.

3. Museum Fatahillah (1707-1710)

Salah satu museum tertua di Indonesia ini dikenal juga sebagai Museum Sejarah Jakarta. Apabila Anda datang untuk berwisata ke Jakarta, Anda harus mengunjungi Museum Fatahillah di Jakarta. 

Terletak di pusat Fatahillah Square di Jalan Pintu Besar Utara 27. Ada dua museum lainnya di alun-alun ini. Anda juga akan terkesan dengan air mancur di tengahnya dan sebuah meriam Portugis. 

Di museum tertua di Indonesia ini Anda dapat menelusuri jejak sejarah Jakarta dari masa prasejarah hingga berdirinya kota Jayakarta tahun 1527. Teruntai pula rangkaian sejarah dari masa Kemerdekaan Indonesia pada 1945. 

Museum Fatahillah menempati dua gedung panjang di area Kota Tua Batavia dimana dulunya adalah Gedung Balaikota (Stadhuis). Gedung tersebut dibangun tahun 1707 atas perintah Gubernur Jenderal Joanvan Hoon dan baru selesai tahun 1712. Setelah mengalami beberapa perubahan fungsi, gedung ini ditetapkan sebagai Museum Sejarah Jakarta pada 30 Maret 1974.

Museum Fatahillah Jakarta saat ini menyimpan sekira 25.000 benda koleksi mulai dari masa prasejarah hingga koleksi abad ini.  Di sini dapat Anda temukan Prasasti Ciaruteun yang merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Ada juga Meriam si Jagur, Patung Dewa Hermes dimana dahulu bagi pedagang Eropa itu sebagai dewa keberuntungan dan perlindungan, Mimbar Masjid Kampung Baru, penjara bawah tanah dimana Untung Suropati (1670) dan Pangeran Diponegoro (1830) pernah ditahan. Ada juga air mancur di tengah taman yang dulunya menjadi sumber mata air Balaikota.

2. Museum Bahari (1652-1771)

Museum Bahari masuk daftar museum tertua di Indonesia. Koleksi-koleksi yang disimpan terdiri atas berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. 

Museum ini menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Disajikan pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran.

Di sisi lain, ditampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan nelayan dan pelayaran (alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan aneka meriam), teknologi pembuatan perahu tradisional serta folklor adat-istiadat masyarakat nelayan Nusantara. Melengkapi penampilan kebaharian Indonesia, museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia - Amsterdam. Museum ini berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa, Jakarta Barat. 

1. Museum Wayang (1640)

Museum Wayang  dibangun pertama kali pada tahun 1640 dan menjadi museum tertua di Indonesia. Museum ini berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat. Gedung yang tampak unik dan menarik ini telah beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda").

Pada tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada 13 Agustus 1975. Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama dan baru masih tampak terlihat dalam bangunan ini.

Kini Museum Wayang yang merupakan salah satu museum tertua di Indonesia ini memiliki sekitar 5.147 koleksi wayang yang berasal dari sejumlah daerah di tanah air seperti Sunda, Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera. Ada pula wayang mancanegara seperti dari Malaysia, Suriname, Perancis, Kamboja, India, Amerika, Inggris, Thailand, dan Vietnam. Bentuknya sangat beragam baik bentuk maupun coraknya.

Di museum ini juga terdapat seluruh perlengkapan seputar pewayangan mulai dari alat penerangan yang digunakan untuk membuat bayangan di belakang layar yang disebut Lampu Blencong. Ada pula instrumen pengiring seperti gamelan dan panggung yang biasa dipakai untuk panggung boneka.

Demikian informasi mengenai museum tertua di Indonesia. Apakah Anda tertarik untuk berkunjung dan mempelajari tentang museum-museum di Indonesia? 

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

Most Popular

Daftar Menteri Kabinet Prabowo dan Jabatannya, Lengkap!
Tugas Luhut usai Dilantik jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional
Ini Profil 3 Eks-Bankir yang Masuk Kabinet Presiden Prabowo
Izin Usaha Investree Dicabut OJK, Bagaimana Nasib Nasabah?
Prabowo Lantik Raffi Ahmad hingga Gus Miftah Jadi Utusan Presiden
Prabowo Lantik Luhut Jadi Kepala Dewan Ekonomi Nasional