Kellog Dikritik Gunakan Pewarna Buatan, Ini Dampaknya

Konsumen harus teliti membaca label produk.

Kellog Dikritik Gunakan Pewarna Buatan, Ini Dampaknya
ilustrasi Kellogg's (dok.Kelloggs)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pewarna makanan buatan menjadi isu besar dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mendorong pemerintah negara bagian California menerapkan berbagai undang-undang untuk membatasi penggunaannya.

Undang-undang terbaru, California School Food Safety Act, sudah disahkan bulan lalu. Aturan ini melarang sekolah negeri menyajikan makanan yang mengandung enam jenis pewarna buatan, seperti Red No. 40 dan Yellow No. 5. Kebijakan ini akan berlaku mulai akhir 2027.

Sebagai pelopor regulasi keamanan pangan, California memicu dorongan dari masyarakat di negara bagian lain agar perusahaan mengurangi penggunaan pewarna sintetis. Minggu ini, demonstrasi terjadi di kantor pusat WK Kellogg Co. di Michigan, mendesak penghapusan pewarna buatan dari produk seperti Froot Loops dan Apple Jacks.

Kellogg belum penuhi janji

Pada 2015, Kellogg berkomitmen menghapus pewarna buatan dari produknya pada 2018, tetapi hingga kini belum terealisasi. Meski begitu, di negara seperti Kanada, Froot Loops sudah menggunakan pewarna alami dari jus wortel, semangka, dan blueberry, sesuai regulasi lokal yang lebih ketat.

Aktris Eva Mendes turut mendukung protes ini di Instagram kepada 7 juta pengikutnya. “Saya tumbuh dengan sereal. Saya masih menyukainya, tetapi saya tidak akan makan @kelloggsus lagi setelah mengetahui banyak bahan yang mereka gunakan di AS dilarang di negara lain. Mengapa? Karena berbahaya bagi anak-anak,” tulisnya. Mendes juga mengajak pengikutnya menandatangani petisi yang dibuat oleh aktivis Vani Hari alias “Food Babe,” meminta Kellogg menghapus pewarna buatan dan bahan pengawet butylated hydroxytoluene (BHT) dari produknya.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi Desember 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi Oktober 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juli 2024

Most Popular

Japfa Ltd Mau Delisting dari SGX, Bagaimana Dampak ke JPFA?
3 Waktu Terbaik Memulai Investasi Emas, Minim Kerugian
Emiten Saham yang Bagi Dividen 2 Kali Setahun
OJK Dukung Pemerintah Mengenai Program Simpan Pinjam Pekerja Migran
UOB: Jumlah Kelas Menengah Turun, Kian Banyak yang Andalkan Tabungan
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 30 January 2025