Lululemon Bidik Konsumen Pria, Ambisi Gandakan Penjualan 2026

Koleksi pakaian kasual dan olahraga jadi andalan.

Lululemon Bidik Konsumen Pria, Ambisi Gandakan Penjualan 2026
Dok. lululemon
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Lululemon, merek athleisure asal Kanada yang populer di kalangan wanita, kini mencoba menarik pasar pria dengan pendekatan "satu tempat untuk semua" dalam menawarkan koleksi Pakaian kasual dan olahraga. CEO Lululemon, Calvin McDonald, optimistis perusahaan akan menggandakan penjualan di segmen pria pada 2026 sebagai bagian dari target pertumbuhan global mereka.

“Kami akan menggandakan bisnis pria kami pada 2026,” ujar McDonald saat berbicara di kantor pusat perusahaan di London, mengutip Financial Times, Rabu (13/11). Langkah ini merupakan bagian dari rencana Lululemon untuk menggandakan bisnisnya menjadi US$12,5 miliar dalam lima tahun, melalui peningkatan penjualan e-commerce serta ekspansi internasional.

Didirikan di Vancouver pada 1998, Lululemon awalnya berfokus sebagai merek yoga premium untuk wanita. Produk ikoniknya, legging “Align” yang dibanderol antara US$98 hingga US$118, telah menjadikan Lululemon simbol status bagi konsumen wanita dari kalangan menengah atas.

Namun, McDonald yakin bahwa produk Lululemon kini juga dapat memenuhi kebutuhan pria.“Pria belum banyak tahu tentang kami,” kata Sarah Clark, wakil presiden senior Lululemon untuk wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA). Meskipun demikian, pihaknya melihat potensi besar.

Strategi dan target jangka panjang

Pada 2024, Lululemon berharap pendapatan tahunan mencapai US$10,3 miliar, naik 8 persen dari 2023. McDonald menyebutkan bahwa Lululemon menawarkan "solusi bagi pria yang belum ada di pasar". Perusahaan juga mengembangkan bahan yang tidak meninggalkan bekas keringat, yang kini digunakan dalam koleksi kemeja kasual pria. Menurut McDonald, produk ini dihadirkan untuk menemani aktivitas sehari-hari pria, mulai dari gym hingga pertemuan bisnis.

Analis ritel dari GlobalData, Neil Saunders, menilai langkah Lululemon ini sebagai langkah strategis yang penting. “Mereka mendekati batas untuk kategori pakaian wanita di AS,” ujarnya. Sayangnya, ia mencatat bahwa pertumbuhan di Amerika Utara hampir stagnan pada kuartal kedua tahun ini.

Dengan koleksi pria yang sudah cukup beragam, mulai dari perlengkapan lari, golf, hingga pakaian kasual, Lululemon berusaha memenuhi kebutuhan pria akan pakaian athleisure yang praktis dan berkualitas untuk bersaing dengan kompetitornya. McDonald menambahkan, “Kami ingin menemui pria di mana pun mereka berada… menunjukkan bagaimana kenyamanan ini bisa menjadi pakaian sehari-hari.”

Anthony Fletcher, seorang pelatih biomekanik, menyatakan kekagumannya pada Lululemon yang kini memiliki variasi panjang dan ukuran yang beragam. Namun, Fletcher dan beberapa konsumen menganggap bahwa visibilitas di pasar pria masih kurang, terutama di toko-toko besar seperti di Covent Garden, London.

McDonald optimistis bahwa nilai praktis produk Lululemon akan menjadi daya tarik utama. “Pria adalah pembeli berbasis misi,” jelasnya.

Related Topics

LululemonPakaian

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Sri Mulyani Ungkap Tantangan Industri Tekstil
Cara Membuat Paspor Baru Online: Syarat beserta Biayanya
Menperin Berikan 3 Syarat agar Apple Bisa Jual iPhone 16 di Indonesia
Usai Diakuisisi, Net TV Ganti Nama Jadi MDTV dan Rombak Direksi
Pelaku Pasar: Harga BTC Bisa Tembus US$1 Juta, Tapi Ada Kekhawatiran
Bantah Lakukan PHK, Bos Sritex Ungkap Sudah Liburkan 2.500 Karyawan