Jakarta, FORTUNE - Pada awal abad ke-20, Jacques Cartier menghabiskan empat bulan melakukan perjalanan melintasi Asia—warisannya kini dituangkan dalam jejak karyanya: sebuah buku baru, Cartier: Islamic Inspiration and Modern Design, yang diterbitkan setelah pameran di Abu Dhabi, Dallas, dan Paris.
Ayahnya, Alfred, yang saat itu menjabat sebagai kepala Cartier mendorongnya bereksplorasi ke Asia. Langkahnya membawa pada kunjungan pertama ke Teluk Persia pada tahun 1911, dalam perjalanan kembali ke London dari Delhi. Runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah dan Revolusi Konstitusi Persia pada tahun 1905 telah membanjiri pusat-pusat seni Eropa dengan pengaruh-pengaruh baru, membentuk suatu estetika yang kemudian dikenal sebagai “seni Muslim”.
Karena ingin belajar lebih banyak, Jacques menghabiskan empat bulan berkeliling Asia dan Timur Tengah , menjelajahi pasar dan emporium serta bergaul dengan masyarakat kelas atas. Lebih dari satu abad kemudian, warisan tur Jacques—dan kekagumannya terhadap desain Islam dan India dalam buku tersebut.
Merangkum Condé Nast Traveler, buku karyanya sekaligus merayakan perpaduan keahlian tradisional Prancis dan seni Islam yang rumit, yang menggambarkan hasil perjalanan melintasi India, Bahrain, Mesir, Oman, dan tempat yang kini disebut Dubai—yang secara radikal mengubah arah perhiasan Cartier.
Akar pola geometris dalam perhiasan Cartier
Louis, kakak laki-laki tertua Jacques, menjadi kolektor miniatur Persia, artefak Islam, dan benda seni Asia, mencari harta karun di kota-kota di India seperti Kolkata dan Hyderabad dan merekrut basis klien di kalangan maharaja yang berkuasa.
Sementara itu, Jacques, akhirnya menyeberangi Laut Arab ke Bahrain untuk mencari mutiara yang bisa ia pasang di tiara mewah dan digunakan untuk menghiasi kotak rias dan bros untuk keluarga kerajaan India dan Eropa serta klien masyarakat kelas atas Amerika.
Pada gilirannya, Cartier menjadi terkenal karena penggambaran taman Persia, motif Kashmir dan Mesir, serta pola geometris Islam menjadi hasil alami dari pengaruh budaya global yang diterima oleh maison tersebut.
Tak hanya lewat buku, pengaruh seni Islam pada desain dan kreasi Cartier juga ditampilkan di pameran Louvre Abu Dhabi bertajuk Cartier, Islamic Inspiration and Modern Design pada 16 November 2023 hingga 24 Maret 2024. Pameran ini menampilkan lebih dari 400 karya termasuk perhiasan dan benda berharga, mahakarya seni Islam, gambar, tekstil dan foto, pameran ini menampilkan pengaruh seni Islam pada desain Cartier, dari awal abad ke-20 hingga saat ini.