Perjalanan Gastronomi Istana Negara dari Masa ke Masa

Kecintaan para mantan Presiden terhadap makanan Indonesia.

Perjalanan Gastronomi Istana Negara dari Masa ke Masa
Dok. IGC
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Gastronomi Indonesia tak hanya tentang kelezatan Kuliner, tetapi juga perjalanan serta sejarah dan budaya Indonesia. Memaknai Kemerdekaan Indonesia yang ke-79, Indonesian Gastronomy Community (IGC) mengungkap perjalanan gastronomi bangsa dalam “Menguak Gastronomi Istana Negara Republik Indonesia dari Masa ke Masa” pada 15 Agustus 2024. 

Ketua Umum IGC, Ria Musiawan, mengatakan IGC berharap publik dapat lebih memahami tentang gastronomi yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari para mantan Presiden di Istana Negara.

"Kami ingin menunjukkan kecintaan para mantan Presiden terhadap makanan Indonesia, serta menjadi bagian dari upaya nation-branding Indonesia melalui diplomasi kuliner," ujarnya dalam keterangan pers.

Sejumlah narasumber dari keluarga proklamator dan Presiden Republik Indonesia hadir, di antaranya Gemala Rabi'ah Hatta, Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri, Nadia Habibie, dan Inayah Wulandari Wahid.

Gastronomi di istana negara

Ilustrasi rempah-rempah organik. Shutterstock/Pande Putu Hadi Wiguna

Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri, cucu dari Presiden pertama RI, Soekarno, mengungkapkan bahwa Bung Karno memiliki kesukaan terhadap makanan-makanan tradisional Indonesia.

“Kakek saya sangat menyukai sayur lodeh, tempe bosok, nasi, telur, kecap, serta buah-buahan seperti mangga dan sawo. Pecel juga menjadi salah satu makanan favoritnya, dengan bumbu yang harus diambil langsung dari Blitar. Bahkan dalam Kongres Asia Afrika, Bung Karno terjun langsung untuk memastikan bahwa makanan yang disuguhkan tidak boleh ada yang kebarat-baratan. Harus ada cita rasa Jawa Barat dan buah-buahan asli Indonesia,” ujar Puti.

Puti menambahkan, Bung Karno sangat memperhatikan kedaulatan pangan Indonesia. “Cita-cita Bung Karno adalah Indonesia memiliki kedaulatan pangan dengan berbagai macam jenis pangan yang kita miliki. Bung Karno berdiplomasi lewat jalur budaya, salah satunya melalui makanan khas Indonesia,” lanjutnya.

Selain itu, Nadia Habibie, cucu dari Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, juga turut berbagi cerita mengenai selera makanan eyangnya. “Eyang Habibie sangat menyukai makanan yang asin dan pahit. Ia lahir dan besar di Sulawesi Utara, dan hal itu cukup mempengaruhi selera makannya. Eyang sangat suka dengan ikan asin dan olahan pare,” kataNadia.

Nadia juga mengungkapkan, BJ Habibie menyukai sambal, khususnya sambal buatan Ibu Satia, asisten rumah tangga di kediaman Habibie. “Selain asin dan pahit, eyang juga menyukai rasa sambal, dan sambal favoritnya adalah buatan ibu Satia,” katanya.

Bung Hatta, seperti diceritakan Gemala Hatta, makanan yang digemari Bapak Proklamator tersebut beragam dan disesuaikan dengan pengalaman hidupnya yang berpindah dari waktu ke waktu.

Saat di Palembang, Bung Hatta sangat menyukai Sambal Lingkung paduan cabai dan olahan ikan kering khas Palembang dan Bangka.

Ketika dibuang ke Boven Digoel, Bung Hatta menggemari Sayur Urap Banda Neira dengan campuran Kenari. Namun, saat masa kemerdekaan, Bung Hatta menyukai lidah sapi goreng kering di atas telor ceplok.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil