Jakarta, FORTUNE - Fesyen mewah di India sedang mengalami lonjakan ekspansi karena merek-merek global bermitra dengan konglomerat domestik dan mencoba mencari jalan masuk ke pasar India. Demikian diungkapkan Bharat Mimani, Managing Director dan Partner di Boston Consulting Group (BCG) India.
BCG dan Asosiasi Pengecer India (RAI) pada 28 Februari merilis laporan berjudul "Unleashing the $2 Trillion retail potential over the next decade: An assertive agenda" di RAI Retail Leadership Summit. Laporan ini memprediksi potensi pasar mewah di India akan mencapai US$2 triliun karena sejumlah faktor pendorong.
Laporan juga mengungkap, ritel fesyen India memiliki margin laba sebelum bunga, depresiasi, pajak, dan amortisasi (EBIDTA) 17-18 persen lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan ritel global lainnya.
“Hal ini menjadikan India salah satu pusat penting bagi pengecer fesyen global. Merek-Merek Mewah berpikir secara aktif di berbagai kategori dan mencoba berekspansi tidak hanya ke mode tetapi juga ke segmen seperti perhiasan,” kata Mimani, mengutip Money Control pada Kamis (29/2).
Ekspansi merek mewah ke India
Merek-merek mewah terkemuka seperti Gucci, Cartier, dan Louis Vuitton telah meresmikan gerai di Jio World Plaza Mall yang baru-baru ini diresmikan di Mumbai. Selain itu, label couture terkenal Spanyol, Balenciaga, membuka butik perdananya di mal yang sama.
Sebelumnya, awal Agustus 2022 Balenciaga sudah mulai melirik pasar India dengan menansatangani perjanjian kerja sama dengan Reliance Brands Limited (RBL).
Perjanjian tersebut ditujukan untuk ekspansi Balenciaga ke India. Pasalnya, kontrak Balenciaga dengan perusahaan ritel India yang telah berdiri tiga belas tahun ini akan berlangsung secara jangka panjang. Dengan begitu, hal ini pun menjadikan RBL menjadi mitra eksklusif Balenciaga di India.