Rindu Hal Lawas, Gen Z Dorong Penjualan Audemars Piguet

Audemars Piguet mencoba lebih inklusif.

Rindu Hal Lawas, Gen Z Dorong Penjualan Audemars Piguet
Dok. Audemars Piguet
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Industri jam tangan mekanis Swiss masih menemukan momentumnya, di tengah arus cepat perubahan teknologi. Seolah-olah waktu telah berhenti di sana selama berabad-abad, pembuatan jam tangan masih dilakukan dengan kecepatan yang sama seperti 300 tahun yang lalu.

Tahun lalu, industri ini mengalami lonjakan penjualan yang mengesankan, mencapai rekor penjualan dan volume global. Menurut CEO Audemars Piguet, Ilaria Resta, ekspor industri jam tangan Swiss bernilai US$25 miliar pada tahun 2023. Lonjakan ini sebagian besar dipicu oleh selera generasi baru terhadap "harta karun masa lalu". Demikian dilansir Fortune.com pada Rabu (3/4).

Resta mencatat perbedaan yang menarik antara generasi Z dengan generasi sebelumnya dalam hal persepsi terhadap masa lalu dan masa depan. Generasi Z, yang telah melewati berbagai krisis, memiliki ketertarikan yang kuat pada nostalgia, sementara generasi sebelumnya cenderung melihat ke depan.

“[Gen Z] sangat berbeda, bahkan dengan generasi Milenial, karena mereka mengalami banyak krisis,” kata Resta.

Generasi lain mempunyai pandangan ke depan. “Bagi generasi saya, Gen X, meninggalkan masa lalu adalah hal yang menonjolkan diri. Namun di satu sisi [Gen Z] ingin kembali ke masa ketika mereka bahkan belum hidup.”

Audemars Piguet mencoba lebih inklusif

CEO Audemars PiguetI, Ilaria Resta/Dok. Audemars Piguet

Di tengah perubahan ini, Audemars Piguet berhasil mempertahankan posisinya di antara "Empat Besar" pembuat jam tangan independen Swiss pada tahun 2023. Pendapatan mereka meningkat sebesar 2 persen menjadi sekitar 2,35 miliar Franc Swiss (US$2,7 miliar), menurut laporan dari Morgan Stanley.

Resta juga menyoroti pentingnya inovasi dalam industri ini. Meskipun prinsip dasar pembuatan jam masih tetap sama dengan 300 tahun yang lalu, para produsen terus mendorong batasan dalam hal material, estetika, dan inovasi.

Sebagai seorang wanita yang memimpin perusahaan yang didominasi oleh pria, Resta menekankan bahwa jenis kelamin tidak relevan dalam pembuatan dan pemasaran jam tangan. Audemars Piguet bahkan telah berhenti membedakan jam tangan untuk pria dan wanita, memilih pendekatan yang lebih inklusif.

“Ini adalah cara untuk membuat profil orang berdasarkan gender, [sedangkan] satu-satunya perbedaan nyata adalah… ukuran dan ergonomi,” katanya.

“Itulah mengapa kini kita memiliki lebih banyak potongan berlian yang dipilih oleh pria, dan jam tangan berukuran lebih besar yang dipilih oleh wanita. Kita bersifat transversal," ujarnya.

Ternyata ini bukan satu-satunya masalah yang hilang begitu produk dijual seharga US$40.000 atau lebih. Begitu juga dengan perdebatan mengenai preferensi politik, atau perselisihan mengenai peran isu lingkungan, sosial, dan tata kelola, kata Resta.

“[Jam tangan kami] benar-benar netral secara politik,” katanya kepada saya. “Kami berada di tangan [semua] orang," katanya, menambahkan.

Resta menegaskan bahwa produk Audemars Piguet bukan hanya merupakan simbol status atau gaya hidup, tetapi juga penghubung antara orang-orang dari berbagai kalangan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Viral Pertamax Diduga Sebabkan Kerusakan Mesin, Pertamina Minta Maaf
Prabowo Ingin Memastikan Danantara Sesuai Aturan yang Berlaku
MR. DIY Indonesia IPO Desember, Harga Rp1.650–Rp1.870
Nike dan Adidas Kehilangan Dominasi di Sepatu Lari
Menteri Perindustrian RI Tolak Proposal Investasi Apple US$100 Juta
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 25 November 2024