Jakarta, FORTUNE - Salah satu pameran sneakers terbesar di Asia, Sneakertopia, akan hadir di ArtScience Museum, Singapura, pada 25 Februari 2023. Tidak hanya itu, peluncuran pameran yang bermula dari Amerika Serikat ini juga akan menggemparkan Asia.
Sebelum debutnya di Asia, Sneakertopia sukses diluncurkan di Los Angeles yang diikuti oleh dua pop-up experience di Chongqing Jiebeifang International Consumer Festival di Tiongkok, pada Oktober 2021 dan di Culture Cartel, Singapura pada Desember 2022.
Vice President of ArtScience Museum and Attractions Marina Bay Sands, Honor Harger, mengatakan pameran yang berkolaborasi dengan SPACElogic ini akan menghadirkan serangkaian galeri dan kisah kreativitas, ekspresi, dan inovasi di balik sepatu paling ikonik di dunia.
Sneakertopia merupakan tindak lanjut dari pameran Art from the Streets pada 2017 yang menjadi inti dari culture street art. Pertunjukan baru ini ingin menggali lebih dalam tentang sepatu sneakers sebagai salah satu simbol klasik culture street.
“Berada di antara fashion, teknologi, dan seni, pameran ini mengeksplorasi budaya sepatu sneakers dengan melihat bagaimana sepatu ini sangat diinginkan dan juga menginspirasi karya seniman-seniman di Singapura dan di seluruh dunia,” kata Harger.
Selebrasi para pencinta sneakers
Budaya sneakers telah lama digaungkan oleh para seniman, atlet, dan selebritis yang mengekspresikan sisi kreativitas dan semangatnya melalui sepatu sneakers. Sejak saat itu, sepatu-sepatu ini telah menjadi simbol universal dari status dan pengekspresian diri yang tersebar di berbagai komunitas berbeda dan terus mendefinisikan pop dan street culture terkini.
Sebagai wadah bagi para pecinta sneakers, Sneakertopia didirikan oleh produser peraih Emmy Award, Steve Harris, dan pengusaha teknologi asal Silicon Valley, Steve Brown, pada 2019 sebagai ruang bagi para pencinta sneakers untuk saling berbagi hobi dengan pengunjung dari seluruh dunia.
Diselenggarakan oleh SPACElogic yang bermitra dengan Gushcloud International dan SL Experiences, acara Sneakertopia kali ini berkolaborasi dengan ArtScience Museum dan menjanjikan sebuah perayaan seni dan budaya dari sneakers yang luar biasa dan penuh warna.
“Kami sangat bersemangat untuk meluncurkan Sneakertopia di Singapura, di mana terdapat budaya sneakers dan kancah seni yang semarak,” ucap Althea Lim, Co-Founder and CEO of Gushcloud International.
Ratusan sneakers di Sneakertopia
Pameran ini menampilkan lebih dari 100 sneakers edisi terbatas dari beberapa brand paling ikonik dalam industri. Pameran juga menampilkan 50 mural, instalasi, desain, dan tampilan yang berkaitan dengan hiburan, olahraga, film, kesenian, maupun genre lainnya.
“Setelah menghabiskan banyak waktu dan usaha, kami sangat senang akhirnya dapat mengungkapkan pengalaman terbaru dari Sneakertopia yang telah dikurasi secara khusus untuk Asia oleh tim kami,” kata Ross Leo, Co-Founder and Executive Director of SL Experiences.
Selain menunjukkan karya-karya dari 13 kreator unggulan asal Amerika Serikat seperti McFlyy, Michael Murphy, dan Mimi Yoon yang menjelajahi street dan pop culture Amerika melalui karya-karyanya, Sneakertopia mengangkat sisi kreatif dari seluruh sisi Singapura dan Asia Tenggara yang menawarkan sentuhan mendalam tentang regional street culture.
Terdapat 16 kreator lokal asal Singapura, yaitu seniman Jahan Loh, Sam Lo, Soph O, Kristal Melson dan Juls, kolektor seni dan desain kontemporer PHUNK yang ditampilkan, serta seniman sepatu sneakers dan desainer streetwear terkenal, Mr. Sabotage, yang juga akan menampilkan koleksi Air Jordan Ones pribadinya serta koleksi lengkap dari Dunks.
Hal lainnya yang menjadi sorotan dari Sneakertopia yaitu karya seni yang belum pernah dilihat sebelumnya dari Smoluk dan Tommii Lim, yang juga akan membuat karya baru terkait situs khusus untuk pertunjukan perdana di Asia.
Tiket Sneakertopia tersedia mulai 26 Januari 2023 di loket penjualan tiket yang berlokasi di Marina Bay Sands beserta situs web resmi marinabaysands.com. Anda yang ingin mengunjungi Sneakertopia sebaiknya melakukan pembelian tiket di awal secara online karena ada pembatasan kapasitas dan waktu masuk pameran.
