Jakarta, FORTUNE - Merek jam tangan asal Swiss, Omega, merilis ulang salah satu karya terpentingnya, Speedmaster, menggunakan bahan emas putih sebagai bentuk penghormatan.
Mengutip Prestige, Senin (10/1) model baru ini menandai ulang tahun ke-65 koleksi tersebut dengan casing unik berukuran 38,6 mm yang dibuat dalam 18K Canopus Gold. Ciri khas yang mengingatkan para penggemar horology pada masa awal pembuatan jam tangan modern di Omega.
Speedmaster pertama dilelang seharga Rp48,9 miliar
Pertama kali dirilis pada 1957, koleksi Speedmaster membuka era baru pembuatan jam tangan chronograph yang memadukan keterbacaan dan presisi, dengan bonus tambahan skala tachymeter pada bezel, bukan dial. Selain itu, Speedmaster menjadi alat yang tangguh dan mampu mengatur waktu kecepatan rata-rata dengan akurasi luar biasa saat itu.
Selama bertahun-tahun, desain Speedmaster asli, yang dikenal sebagai CK2915-1, diakui dunia dengan permintaan yang terus meningkat. Tahun lalu, jam tangan Speedmaster pertama yang dirilis pada 1957 terjual Rp48,9 miliar. Ini sekaligus menandai harga lelang tertinggi untuk jam tangan Omega dalam sejarah.
Bertransformasi untuk melanjutkan kesuksesan sejarah
Terinspirasi oleh Speedmaster pertama, yang dikenal sebagai CK2915-1, jam tangan terbaru Omega telah diberi dial onyx hitam pekat dengan logo Omega antik dan tipografi yang menampilkan "O" oval. Detail khusus ini biasanya digunakan untuk model CK2915 pertama.
Speedmaster yang dirilis ulang ini masih menggunakan mesin jam yang asli, yakni Calibre 321, serta dilengkapi dengan casing unik berukuran 38,6 mm yang dibuat dari 18K Canopus Gold Omega. Penggunaan white gold atau emas putih tidak hanya memberikan warna yang lebih bersinar, tetapi juga umur panjang yang tinggi pada jam tangan ini.
Dalam catatan sejarah Omega, simbol Naiad atau peri air, ditemukan pada mahkota jam tangan, yang awalnya digunakan untuk menandai ketahanan air di beberapa model CK2915 pertama.
Menggoda para kolektor
Mempertahankan ciri khas, tentu saja skala tachymeter yang ikonik terlihat pada bezel dan telah diisi dengan enamel hitam "Grand Feu", tetapi ada dua tambahan lain yang pasti membuat para kolektor Omega bersemangat.
Pada arloji ini, titik penanda angka 90 pada bezel berada di bagian atasnya (dikenal sebagai dot over ninety atau DON), dan titik diagonal di angka 70 juga disertakan. Hal ini dianggap penting merujuk ke seri aslinya, karena Speedmaster yang dibuat setelah 1969 titiknya tidak berada di atas angka 90, tapi di sampingnya. Dot over ninety merupakan penanda barang kuno yang langka, sehingga harganya pun bisa berlipat-lipat.
Omega juga telah memasukkan sejumlah penambahan untuk memberi kesan mewah, dari jarum hingga indeks emas putih 18K. Sebagai sentuhan akhir, jam tangan ini dilengkapi dengan ukiran Omega Seahorse di bagian belakang–dengan mata berwarna biru safir yang berkilauan–dan kotak kayu khusus dengan bentuk dan desain yang terinspirasi oleh kotak Speedmaster asli pada 1957.
Omega Speedmaster Calibre 321 Canopus Gold edisi terbatas akan dibanderol mulai dari US$81.000 atau Rp1,1 miliar. Bagaimana, tertarik memilikinya?