Jakarta, FORTUNE - Pabrikan mobil Italia, Lamborghini SpA, menyatakan masih menunda pembuatan mobil sports bertenaga murni listrik karena merasa ketidakpastian terhadap teknologinya semakin meningkat.
Laman Fortune mewartakan, Senin (20/5), bahwa meskipun performa mesin tidak akan menjadi masalah pada kendaraan listrik (EV), beberapa aspeknya yang bersifat emosional—seperti suara mesin V10 Huracan yang menggelegar—tidak dapat ditiru, demikian pengakuan CEO Lamborghini, Stephan Winkelmann.
Pada sebuah wawancara, Winkelmann mengatakan bahwa Supercar bertenaga listrik murni hingga saat ini belum diminati oleh pasar.
“Ini masih terlalu dini, dan kita harus melihat ke depan apakah dan kapan hal ini akan terjadi,” ujarnya.
Kendati demikian, secara grup, Volkswagen AG masih tetap terbuka untuk memproduksi kendaraan listrik jika regulasi yang beredar menjadi lebih menguntungkan.
Saat ini merupakan masa yang menentukan bagi sektor otomotif kelas atas, yang sedang mempertimbangkan cara menghadapi tekanan peraturan untuk menurunkan emisi, seiring melambatnya permintaan kendaraan listrik karena pemerintah mulai mengurangi subsidi untuk teknologi tersebut.
Mercedes-Benz Group AG telah menghentikan pengembangan untuk sedan mewah listrik demi penghematan, dan berencana menjual mobil yang menggunakan bahan bakar bensin lebih lama dari yang diperkirakan.
Saingan Lamborghini, Ferrari NV, semakin maju dalam upaya elektrifikasi, dan bulan depan berencana membuka pabrik yang akan membuat supercar hybrid di Maranello, Italia.
Model listrik pertama mereka akan dirilis tahun depan.
Sedangkan pabrikan mobil listrik Cina, BYD Co., berhasil mengalahkan kedua pabrikan tersebut dengan merilis mobil sports listrik mewah seharga US$232.452 pada Februari lalu.
Inisiatif Lamborghini menekan emisi karbon
Lamborghini telah sukses menjual mobil sports plug-in hybrid termasuk Revuelto. Kendati demikian, model listrik penuh pertamanya—Lanzador dengan dua pintu—belum akan dirilis hingga 2028.
Untuk dapat menekan emisi karbon hingga 40 persen lebih sedikit pada 2030, Lamborghini pun sedang merombak rantai pasok dan produksinya.
Dalam hal bahan bakar sintetis, merek ini mendapat manfaat dari kerja samanya dengan Porsche, pembuat Mobil Mewah lainnya dalam portofolio Volkswagen.
Bahan bakar listrik bisa menjadi fokus yang lebih besar dalam dua tahun ke depan, ketika Uni Eropa akan meninjau rencananya untuk melarang penjualan mobil bermesin bahan bakar bensin pada 2035.
“Mungkin ada peluang jika keadaan berubah,” kata Winkelmann.