Jakarta, FORTUNE – Aerwins Technologies resmi memperkenalkan sepeda motor terbang berjenama XTurismo di Amerika Serikat. Perusahaan rintisan asal Jepang tersebut menyatakan optimismenya bahwa hoverbike ini akan mengubah secara drastis industri perjalanan.
Dirilis pada gelaran Detroit Auto Show, hoverbike XTurismo ini menawarkan tampilan serta pengendalian yang sangat liar. Kendaraan ini sanggup terbang selama 40 menit dengan kecepatan hingga 100 km per jam. Di sisi lain, XTurismo memiliki berat hampir 300kg.
Menurut warta carscoops.com, dikutip Selasa (20/9), XTurismo dilengkapi dengan mesin Kawasaki hibrida yakni campuran bensin dan listrik. Kendaraan yang memiliki bodi ramping ini diklaim telah dibekali dengan sekumpulan sensor dan teknologi canggih.
Pelbagai spesifikasi tersebut tentu memungkinkan XTurismo untuk dikendarai oleh seseorang.
"Saya merasa seperti saya benar-benar berusia 15 tahun dan saya baru saja keluar dari 'Star Wars' dan melompat ke sepeda mereka," kata Thad Szott, Co-Chair acara pameran tersebut setelah melakukan test drive, seperti dikutip dari Reuters.
Tidak mengherankan jika hoverbike ini dibandingkan dengan film Star Wars. Pasalnya, dalam seri sinema fiksi itu terdapat kendaraan terbang serupa dengan brand “Speeder”.
Inovasi mobilitas
Kepada The Detroit News, CEO dan Founder Aerwins Technologies, Shuhei Komatsu, menyatakan perusahaan menyambut baik peluncuran hoverbike XTurismo di Detroit ini.
“Sangat menyenangkan bagi kami untuk berada di sini di Detroit. Detroit adalah rumah dari industri mobilitas,” ujar.
Hoverbike XTurismo dihargai US$777.000 atau lebih dari Rp11,6 miliar. Sebelumnya, kendaraan tersebut telah djiual di pasar Jepang.
Menurut Komatsu, perusahaan memproyeksikan untuk menawarkan hoverbike lebih kecil dengan harga US$50.000 atau lebih dari Rp748 juta pada 2025.
Menurutnya, pada kurun 2023 sampai 2025, Aerwins Technologies berharap untuk menawarkan versi yang lebih kecil dari XTurismo di pasar AS.
Kendaraan terbang untuk individu disebut-sebut bakal mengubah cara orang bermobilitas
Dalam kata-kata Komatsu, perusahaan melihat pelanggannya berasal dari sejumlah kelas, mulai dari orang kaya, sampai pemerintah yang ingin menggunakannnya sebagai kendaraan kepolisian ataupun inspeksi infrastruktur.
Sebagai tambahan, hoverbike di Jepang tidak dianggap sebagai pesawat terbang. Dengan demikian, pemiliknya tidak memerlukan lisensi khusus untuk menerbangkannya. Namun, tampaknya aturan seperti iti takkan bisa berlaku di Amerika Serikat.
“Tetapi Aerwins berharap untuk mencapai hal itu,” katanya.