KAMA Cuisine & Libations Tawarkan Cita Rasa Unik Pan-Asian Grill
Lebih dari restoran, KAMA adalah sebuah passion project.
Jakarta, FORTUNE – KAMA Cuisine & Libations by RAYA memperkaya deretan kuliner elegan di kawasan Senopati, Jakarta, dengan menghadirkan cita rasa Pan-Asian Grill, yang terpusat pada teknik pemanggangan kayu bakar.
Founder KAMA, Noi Aswari, mengatakan bahwa restoran ini berawal dari passion serta kegemaran dirinya dan sang suami, Feisal Hamka, dalam bepergian dan kuliner. “Kami ingin membawa pengalaman kami yang berkesan dalam satu karya, yang kini telah terbangun dalam KAMA Cuisine & Libations,” ujarnya dalam peluncuran KAMA, Rabu (20/9).
Mereka pun kerap mengumpulkan keluarga, teman, dan orang-orang terdekatnya, lalu menjamu dengan hidangan terbaik yang bisa membawa kegembiraan. “Hal ini menjadi sebuah gagasan yang tertuang di KAMA, bahwa setiap tamu yang datang bisa merasa terjamu dan feels like home,” katanya.
Filosofi KAMA
Noi menceritakan, nama KAMA berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti keinginan, cinta, atau kesenangan. Nama ini juga memberikan nyawa atas esensi sebuah perjalanan hidup. “KAMA menggambarkan inspirasi kami yang berkembang menjadi suatu desire. Desire to eat, to live, to host, and to celebrate,” ujarnya.
Restoran terbagi menjadi dua area, yaitu untuk dine in dan lounge. Ia berharap KAMA menjadi sebuah tempat untuk merayakan hal-hal spesial dan momen berharga. “Kami ingin dikenal tidak hanya sebagai restoran, namun juga sebagai passion project,” kata Noi. “KAMA adalah rumah kedua bagi kami.”
Hal yang membedakan KAMA dengan restoran di kawasan Senopati atau Jakarta pada umumnya adalah ciri khas makanan yang bertema Pan-Asian dan gaya open kitchen, yang menurutnya belum banyak ada di kota ini.
Ia berharap saat tamu datang bisa mendapatkan pengalaman berharga secara menyeluruh dari KAMA, baik sebagai venue dine in maupun lounge, sembari menikmati berbagai koktail menarik.
Tantangan
Feisal mengatakan, dalam membangun bisnis KAMA, ada beberapa tantangan yang dihadapi, salah satunya dalam hal operasional dan menjaga persistensi dalam berbisnis di bidang Food & Beverage. “Selama ini, kami berusaha yang terbaik aja, misalnya dalam Menyusun sebuah tim yang handal,” ujarnya.
KAMA hadir dengan membawa hidangan berciri khas, tempat yang nyaman, dan passion yang dibentuk dari sebuah perjalanan hidup. Oleh sebab itu, Feisal optimistis, KAMA akan menghadirkan sebuah pengalaman kuliner yang unik. Untuk bisa menjalankan bisnis secara berkelanjutan, KAMA memiliki sejumlah strategi pemasaran yang baik. “Misalnya dengan mengadakan banyak event,” katanya.
Pan-Asian Grill yang unik
Dapur KAMA dipimpin oleh Marsya Prihatin. Koki muda jugaitu merupakan salah satu pemilik restoran tersebut, selain pasangan Feisal dan Noi. Di bawah pemikirannya yang visioner, KAMA menjanjikan cita rasa dan seni kuliner yang berani, dalam tema Pan-Asian Grill. “Sebagian besar menu yang kami hidangkan, kami panggang dengan kayu rambutan dan charcoal yang kami impor dari Jepang. Jadi, hidangan lebih smoky dan memberikan cita rasa yang unik,” katanya.
Bumbu-bumbu yang diracik dalam setiap menu KAMA, kata Marsha, menggunakan bahan lokal dari Indonesia dan Asia, seperti Korea, Jepang, maupun Cina. Adapun beberapa signature menu yang menjadi andalan, antara lain hidangan pembuka: Otoro & scallop tartare, whipped egg sauce, smoked ikura, chicken skin crisps; menu utama: Twice-cooked short ribs, burnt honey, and kemangi yogurt served with grilled tomato salad; dan penutup: Dates dough roll, butterscotch, chantilly, and almond crumbs.