Perluas Bisnis, Hyatt Akuisisi Playa Senilai Rp42,5 Triliun
Saham hotel dan pendapatan berpotensi menguat.
![Perluas Bisnis, Hyatt Akuisisi Playa Senilai Rp42,5 Triliun](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimage.fortuneidn.com%2Fpost%2F20250211%2Fayam-77f12c3dfcc7ed31b914b58f3ba8fcea-02eb937a8675ce5f8098b029abdf2ad1.jpg%3Fwidth%3D990%26height%3D660%26format%3Davif&w=2048&q=75)
Jakarta, FORTUNE - Marriott, Wyndham Hotels, dan Hyatt bersiap merilis laporan keuangan kuartal IV minggu ini. Saham ketiga perusahaan hotel tersebut berada di level beli, sementara analis akan mencermati proyeksi jumlah malam menginap dan pertumbuhan pendapatan per kamar yang tersedia. Di tengah laporan keuangan ini, Hyatt mengumumkan akuisisi operator resor all-inclusive, Playa Hotels & Resorts.
Pada Senin (10/2), Hyatt Hotels (H) mengumumkan kesepakatan untuk mengakuisisi sisa saham Playa Hotels & Resorts (PLYA) yang belum dimilikinya. Sebelumnya, Hyatt telah memiliki 9,4 persen saham di Playa, yang mengoperasikan resor all-inclusive di Meksiko, Republik Dominika, dan Jamaika.
Hyatt berencana membayar US$13,50 per saham dengan total nilai sekitar US$2,6 miliar atau kisaran dengan Rp42,5 triliun, termasuk US$900 juta utang bersih setelah dikurangi kas.
"Akuisisi ini menjadi peluang untuk mengamankan perjanjian manajemen jangka panjang bagi properti all-inclusive kami, Hyatt Ziva dan Hyatt Zilara," kata perwakilan Hyatt dalam pernyataan resminya. Selain itu, kesepakatan ini akan memperluas saluran distribusi Hyatt, termasuk ALG Vacations dan Unlimited Vacation Club, ke dalam portofolio Playa. Hal ini diharapkan memberikan manfaat tambahan bagi tamu di hotel Playa.
Fokus model bisnis asset-light untuk dorong kinerja
Hyatt menegaskan komitmennya pada model bisnis asset-light dan akan mencari pembeli pihak ketiga untuk properti Playa yang dimilikinya. Setelah transaksi selesai, perusahaan menargetkan pendapatan US$2 miliar dari penjualan aset hingga akhir 2027. Hyatt juga memproyeksikan bahwa pada tahun 2027, pendapatan berbasis asset-light akan melampaui 90 persen secara pro forma.
Untuk membiayai akuisisi ini, Hyatt akan menggunakan pendanaan utang baru. "Kami memperkirakan lebih dari 80 persen utang baru ini dapat dilunasi melalui hasil penjualan aset," ujar perwakilan Hyatt. Transaksi ini diharapkan rampung pada akhir tahun, dengan persetujuan dari pemegang saham Playa dan regulator.
Hyatt dijadwalkan merilis laporan keuangan pada Kamis (15/2). Mengutip Investor's Business Daily, analis memperkirakan laba perusahaan akan meningkat 17 persen menjadi US$0,75 per saham, meskipun pendapatan diperkirakan turun sedikit menjadi US$1,655 miliar.
Pada Senin (10/2), saham Hyatt turun 1 persen dan diperdagangkan di bawah titik beli 168,20 untuk pola cup base, yang juga merupakan rekor tertinggi sahamnya. Sementara itu, saham PLYA naik 2,3 persen, menembus level tertinggi sepanjang masa di 13,15 yang sebelumnya tercatat pada 6 Februari.
Marriott International (MAR) dijadwalkan merilis laporan keuangannya pada Selasa (13/2). Analis memperkirakan laba Marriott turun 33 persen menjadi US$2,39 per saham, meskipun pendapatannya diproyeksikan tumbuh 5 persen menjadi US$6,4 miliar. Saat ini, saham MAR berada dalam zona beli di atas titik beli 295,45 untuk pola flat base. Saham Marriott melonjak pada Kamis (8/2) dan mencapai rekor tertinggi 307,52 pada Jumat (9/2), sebelum naik tipis pada Senin.
Sementara itu, menurut prediksi FactSet, Wyndham Hotels (WH) akan melaporkan peningkatan laba sebesar 9 persen pada Rabu (14/2), dengan pendapatan diperkirakan tumbuh 7 persen. Saham WH saat ini diperdagangkan di atas titik beli 105,16 untuk pola flat base, setelah menembus level tersebut pada akhir Januari. Zona beli saham Wyndham saat ini berkisar hingga 110,41. Pada Senin, saham Wyndham turun kurang dari 1 persen.
Akuisisi Hyatt terhadap Playa dan laporan keuangan dari berbagai perusahaan perhotelan akan menjadi perhatian utama investor dalam beberapa hari mendatang.